Jengkel dan Khilaf, Alasan Kapolres Nunukan Siksa Brigadir SL

CNN Indonesia
Rabu, 27 Okt 2021 16:30 WIB
Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar memukul dan menendang Brigadir SL lantaran terbawa emosi dan khilaf usai zoom meeting mengalami kendala teknis.
Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar memukul dan menendang Brigadir SL lantaran terbawa emosi dan khilaf usai zoom meeting mengalami kendala teknis. Foto: Humas Polda Kalimantan Utara
Jakarta, CNN Indonesia --

Polda Kalimantan Utara (Kaltara) mengatakan bahwa Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar memukul dan menendang anak buahnya, Brigadir SL, lantaran terbawa emosi dan khilaf. Syaiful telah dicopot dari jabatannya dan saat ini tengah diperiksa oleh bidang Profesi dan Pengamanan (Propam).

"Karena khilaf, saya ketemu saya tanya dia khilaf dan jengkel. Jengkel jadi khilaf," kata Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Budi Rachmat saat dihubungi, Rabu (27/10).

Budi mengatakan insiden itu tak seharusnya terjadi di Korps Bhayangkara. Kekerasan tersebut menurutnya tak bisa dibenarkan jika dalih pelaku untuk mendisiplinkan anggotanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi mengingatkan bahwa kepolisian memiliki prosedur dan mekanisme untuk dapat memberikan sanksi bagi para anggota yang melanggar aturan atau tidak bekerja dengan baik.

"Bisa memberikan teguran lisan tertulis, tindakan fisik seperti push up. Bahkan bisa sampai pemecatan. Itu dia mekanisme itu tidak dilakukan karena emosi," jelasnya.

Anggota kepolisian yang bermasalah, kata dia, dapat juga dikurangi poin pekerjaannya sehingga nantinya akan menjadi lebih lama untuk naik pangkat.

Oleh sebab itu, Bidpropam saat ini tengah melakukan penyidikan dan pendalaman terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh sosok perwira menengah Korps Bhayangkara tersebut.

"Ini kan semua, Propam Nunukan, Polda Kaltara dan Mabes Polri ini kan saling mengasistensi," tambahnya.

Penganiayaan yang dilakukan oleh AKBP Syaiful Anwar terhadap anak buahnya terekam dalam sebuah rekaman CCTV di Polres Nunukan. Video pemukulan itu berdurasi sekitar 43 detik dan terlihat diambil pada Kamis, 21 Oktober lalu.

Aksi pemukulan itu diduga bermula ketika Kapolres tengah mengikuti acara puncak Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) melalui video conference dengan Mabes Polri dan Polda Kaltara.

Akan tetapi, di tengah-tengah acara dikabarkan terdapat gangguan teknis yang membuat Kapolres memanggil korban, Brigadir SL. Hanya saja Brigadir SL tidak kunjung memberikan jawaban atau menemui Kapolres.

Hal tersebut yang kemudian diduga mengakibatkan Kapolres kesal dan tak terima terhadap Brigadir SL yang bertugas di bagian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Polres, hingga kemudian berujung pada tindakan penganiayaan.

(mjo/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER