Polisi Sebut Penembakan di Aceh Tak Terkait Eks Kombatan GAM

CNN Indonesia
Jumat, 29 Okt 2021 18:21 WIB
Polisi menyatakan rentetan penembakan di Aceh pada Kamis (28/10), tak berkaitan dengan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Aparat keamanan mengejar kelompok sipil bersenjata pasca-penembakan di kawasan perkebunan SP IV, Kecamatan Simpang Kramat, Aceh Utara, Aceh, Minggu (26/7). (ANTARA FOTO/Rahmad)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi menyatakan rentetan insiden penembakan yang terjadi di Aceh pada Kamis (28/10), tak berkaitan dengan eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

"Tidak ada kaitannya dengan eks kombatan," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Winardy saat dikonfirmasi, Jumat (29/10).

GAM merupakan sebuah gerakan separatisme bersenjata untuk melepaskan Aceh dari NKRI. Namun, perlawanan itu berakhir setelah ada kesepakatan antara pemerintah RI dengan GAM lewat Perjanjian Helsinki pada 2005 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok separatis ini bertransformasi menjadi partai lokal di tengah otonomi khusus Aceh.

Diketahui, setidaknya ada dua insiden penembakan yang terjadi dalam satu malam kemarin. Pertama, orang tak dikenal (OTK) menembaki pos polisi Panton Reu di kawasan Gampong Manggi, Panton Reu Kabupaten Aceh Barat pada sekitar pukul 03.15 WIB. Dalam insiden itu, tak ada korban jiwa.

Kemudian, seorang anggota TNI yang bertugas di Kabupaten Pidie, Aceh sebagai Dantim BAIS tewas tertembak siang harinya.

Hingga saat ini polisi masih melakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut terkait serangkaian aksi penembakan tersebut. Winardy belum dapat menuturkan mengenai peredaran senjata api (senpi) yang didapat oleh para pelaku.

Terkait insiden penembakan pos polisi sudah ada lima orang warga Aceh Barat yang diamankan oleh penyidik kepolisian. Mereka tengah menjalani pemeriksaan intensif saat ini.

"Kami masih butuh pendalaman dan pemeriksaan untuk memastikan keterlibatan mereka itu. Tim kami masih bekerja dan berproses," jelasnya.

Polisi tengah melakukan uji balistik terhadap proyektil peluru yang ditemukan di sekitar TKP, seperti peluru dengan Kaliber 7,62 x 39 dan 5,56 x 45 mm. Polisi belum memastikan jenis senjata yang digunakan oleh para pelaku.

Merujuk pada situs pindad.com, peluru kaliber 7,62x39 mm merupakan amunisi khusus untuk senapan Sabhara SB1. Sementara, kaliber 5,56x45 mm biasa dipakai untuk senapan merek SS1, FNC, dan MINIMI.

"Yang bisa menentukan jenis senpi adalah hasil uji balistik di lab forensik dengan hasil olah TKP berupa proyektil dan selongsong yang kami dapat," ucapnya.

Sementara, polisi tak banyak berkomentar terkait insiden penembakan terhadap anggota BAIS di Pidie. Menurutnya, polisi militer (POM) TNI tengah melakukan pendalaman untuk mengungkap kasus itu.

Polisi, kata dia, dapat memberikan bantuan jika memang dimintakan oleh institusi terkait.

"Kami bisa beri perbantuan olah TKP oleh unit Inafis kami jika diminta oleh POM TNI. Untuk keterangan lengkap, silakan koordinasi ke POM TNI," ucap Winardy.

(mjo/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER