Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menganggap penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah tergolong rawan di tengah ancaman gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi terjadi pada Desember.
Potensi lonjakan penularan Covid-19 diprediksi terjadi pada akhir tahun usai momen Natal dan tahun baru 2022.
"Ingat kita ini menghadapi ancaman gelombang 3 dan varian baru. Ini (penurunan level 1) menempatkan pada posisi kita yang rawan sekali," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky menganggap pemerintah seharusnya melakukan antisipasi. Jika perlu, kata Dicky, pemerintah harus mengkaji ulang penurunan level 1 pada sejumlah daerah tersebut.
Dicky mengatakan penurunan level dan pelonggaran aktivitas berpotensi mempercepat laju penularan Covid-19 kembali. Apalagi, lanjut Dicky, jika pengawasan penerapan protokol kesehatannya masih lemah.
"Penurunan levelling ini bahkan pemerintah harus meninjau, kalau penurunan ini banyak buruknya terhadap penanganan situasi pandemi, lebih baik ditahan. Karena level 2 juga enggak signifikan," jelas dia.
Dicky lantas mewanti-wanti agar situasi di Indonesia tidak tidak sama dengan Singapura. Dicky menyebut situasi Covid-19 di Singapura mengalami perburukan setelah pemerintah setempat menerapkan sejumlah pelonggaran.
Cakupan vaksinasi di Indonesia untuk dosis lengkap juga belum di atas 50 persen. Berdasarkan data Kemenkes per 1 November, capaian vaksinasi dosis 1 sebanyak 57,88 persen dan dosis 2 sebanyak 35,74 persen.
"Bahkan posisinya Singapura lebih kuat ketika cakupan vaksinasi lengkapnya jauh dari 82 persen aja masih begitu. Itu belum dengan delta plus lho dan viarian lain yang lebih serius. Nah ini artinya kita menempatkan diri kita sendiri dalam posisi yang rawan," kata Dicky.
Sebelumnya, pemerintah memperpanjang PPKM sampai 15 November mendatang. Beberapa daerah mengalami penurunan level pada PPKM kali ini.
Ada pun daerah yang turun level dari 2 menjadi 1 yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sejumlah aktivitas pun turut dilonggarkan, seperti kapasitas mal boleh sampai 100 persen.
Lihat Juga : |