Teriakan Terakhir Angkot di Bogor Sebelum Jadi Kenangan

CNN Indonesia
Kamis, 04 Nov 2021 08:07 WIB
Pemkot Bogor melakukan konversi angkot-angkot di wilayah itu ke dalam rute yang dilayani Biskita Transpakuan yang telah diresmikan Selasa (2/11).
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) menyaksikan penghancuran mobil angkutan kota (angkot) di halaman GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11/2021). (ANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH)
Bogor, CNN Indonesia --

"Laladon teh, Laladon!"

Begitu Ramadhan biasa berteriak menawarkan jasa rute angkutan kota (angkot) yang ia kendarai di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/11) pagi. Ramadhan mengaku dirinya terkadang menjadi sopir, kadang pula menjadi kernet.

Teriakan sekaligus ajakan yang dilakoni pria disapa Rama itu juga lumrah dilakukan sopir angkot lainnya saat ngetem. Suara-suara yang akrab mengisi jalanan di Bogor, kota sejuta angkot. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, dalam beberapa waktu ke depan armada angkota berikut sejumlah rute trayeknya di Bogor akan hilang digantikan moda yang mengangkut lebih banyak penumpang, Biskita Transpakuan. Program transportasi umum dari Pemkot Bogor itu telah resmi beroperasi sebagian, di awali 10 unit bus.

Sebanyak 10 unit bus itu adalah hasil reduksi 30 angkot pada rute tersebut. Selain itu, Pemkot Bogor juga sudah mulai menarik izin operasional 147 angkot secara bertahap hingga akhir November, menggantikannya dengan 49 bus Transpakuan.

Saat peluncuran Biskita Transpakuan pada Selasa lalu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan berdasarkan data pihaknya setidaknya ada 3.412 unit angkot yang terdata di sana. Sejak 2016, kata dia, ribuan angkot itu masuk ke dalam 16 badan usaha.

Dan, badan usaha itulah yang kini akan dipersiapkan untuk menata sistem transportasi umum di wilayah Bogor.

"16 badan usaha ini bersiap-siap untuk ikut dalam program penataan," ujar Bima.

Untuk menggelar konversi angkot ke sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transpakuan itu, Pemkot Bogor bekerja sama dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)

Program konversi yang disiapkan sejak tahun 2019 ini diuji coba dengan 49 bus dalam 4 koridor yang beroperasi: Koridor 1 rute Terminal Bubulak-Cidangiang, Koridor 2 rute Terminal Bubulak-Ciawi,Koridor 5 rute Ciparigi-Stasiun Bogor, dan Koridor 6 rute Parung Banteng-Air Mancur Bogor.

Rencananya, konversi angkot ini akan disertai dengan konversi sopirnya pula. Bima mengaku akan menjadikan sopir angkot menjadi sopir Trans Pakuan seiring perkembangan waktu. Namun, Trans Pakuan yang berkapasitas 36 orang ini setara dengan tiga angkot. Sehingga, tidak semua sopir angkot dapat menjadi sopir Trans Pakuan.

Bima mengungkapkan 49 Transpakuan yang dikonversi tahun ini setara dengan 147 angkot. Ia mengaku terdapat 147 pengemudi yang secara bertahap akan direkrut menjadi pengemudi bis Transpakuan.

"Tahun depan tentu skemanya berkembang," tutur Bima.

Pengemudi angkot yang kendaraannya dikonversi, kata Bima, akan direkrut dan dilatih menjadi pengemudi atau mekanik, dengan syarat usia tidak lebih dari 50 tahun, memiliki SIM, dan pendidikan minimal SMA.

Bima menyatakan saat ini tidak semua pengemudi angkot merupakan lulusan SMA, namun pihak terkait memiliki inisiatif untuk membantu mereka dengan menyediakan kejar paket sehingga bisa setara dengan lulusan sekolah dimaksud.

Sama seperti Transjakarta, pembayaran bisa dilakukan menggunakan e-money. Untuk memudahkan penumpang, Biskita Transpakuan menyediakan aplikasi untuk memantau jarak kedatangan maupun keberangkatan bus.



Pasrah Penghapusan Angkot di Kota Bogor

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER