Wakil Sekretaris Jendral PBNU, Imdadun Rahmat menyatakan pihaknya memaafkan Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Zubair, yang melayangkan pernyataan bahwa NU kolot karena memegang mazhab akidah dari aliran Asy'ariyah.
"Wong, tidak minta maaf saja dimaafkan kok apalagi minta maaf. Karena kami kan terbiasa menghadapi perbedaan pendapat, kami terbiasa menghadapi kontroversi. Yang memang betul-betul menghujat menghina, kami maafkan apalagi sekadar beropini," kata Imdadun di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta, Rabu (3/11).
Imdadun mengatakan pihaknya sudah tak kaget dengan pelbagai opini, kritik maupun hujatan yang kerap dilayangkan kepada NU selama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai bahwa opini yang dilontarkan oleh Zubair itu justru terbantahkan dengan sendirinya. Pasalnya, banyak negara yang memegang mazhab akidah dari aliran Asy'ariyah justru mengalami keunggulan peradaban.
Imdadun juga mengatakan bahwa mahzab Asy'ariyah menempatkan Islam secara lebih moderat dan tidak terlalu ekstrem.
"Nah, sikap moderat inilah yang membuat umat Islam welcome terhadap intelektualisme, termasuk intelektualisme barat, termasuk filsafat, logika, rasionalitas, modernitas itu justru diterima dengan welcome oleh kalangan moderat," kata dia.
Lebih lanjut, Imdadun menyatakan NU yang dicirikan sebagai kelompok tradisional lebih bisa berfikir secara inklusif. Termasuk dapat menerima transisi lokal maupun modernitas.
"Kalau kita sudah menghormati modernitas itu terus ketertinggalan yang mana? Wong kita sudah welcome dan mengembangkan dan jadi bagian dari kemajuan modernitas kok," kata dia.
Zubair sebelumnya mengatakan bahwa NU dinilai kolot karena memegang mazhab akidah dari aliran Asy'ariyah. Pernyataan itu disampaikannya di hadapan mahasiswa saat perkuliahan daring yang terekam video kemudian bocor ke publik.
Zubair mengkritik pemikiran mazhab Asy'ariyah yang dianut warga NU, yang menurutnya menyebabkan NU sulit maju.
"Asy'ariah itu membingungkan dan tidak produktif, tidak progresif, tidak inovatif, tidak kreatif bikin orang bodoh dan terbelakang itulah Asy'ariyah, makanya NU tidak maju-maju itu karena Asy'ariyah terlalu kuat," kata Zubair
Zubair lantas mengklarifikasi kritiknya. Dalam rilis video yang ia buat, dia meminta maaf dan mengaku menyesal atas kekeliruan pernyataannya. Ia mengaku tak bermaksud mendiskreditkan NU, maupun paham Asy'ariyah yang diyakini warga Nahdiyyin.
Dia turut meminta maaf kepada NU dan Muhammadiyah. Zubair menyadari pernyataannya telah mengusik hati banyak pihak.