Walhi: Banjir Sintang Dipicu Wilayah Penyangga Hilang Fungsi

CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 19:24 WIB
Diketahui, wilayah Sintang, Kalimantan Barat dilanda banjir dan tak kunjung surut selama dua pekan terakhir.
Banjir yang menggenangi wilayah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat tak kunjung surut (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Divisi Kajian, Dokumentasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Barat, Hendrikus Adam menyebut banjir yang melanda Kabupaten Sintang bukan hanya diakibatkan oleh hujan deras.

Menurutnya, ada pula permasalahan di wilayah penyangga yang kehilangan fungsi sebagai daerah serapan air. Banjir tersebut jadi tak kunjung surut hingga dua pekan.

"Hujan itu hanya pemantik saja sebenarnya," ujar Adam pada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (8/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adam mengatakan ada faktor air kiriman dari hulu sungai, sehingga banjir menggenangi wilayah Sintang tak kunjung surut.

Terlebih, letak Kabupaten Sintang berada di lekukan Sungai Kapuas. Limpahan air yang meluap ke permukaan daerah cekung membuat banjir tak kunjung surut.

Adam menyebut banjir di Sintang juga imbas dari bentang alam wilayah penyangga di daerah sekitar sungai yang kehilangan fungsinya.

Sebab, saat ini, wilayah penyangga sekitar Sungai Kapuas maupun anak-anak sungai lain yang selama ini memiliki peran penting mulai dibuka untuk proyek pembangunan skala besar.

"Wilayah penyangga yang memiliki peran penting melalui aneka jenis pohon di dalamnya, mulai kehilangan fungsinya," tutur Adam.

Fungsi wilayah penyangga adalah untuk mendukung kawasan konservasi dalam mempertahankan kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Akibat kehilangan fungsinya, daya dukung wilayah penyangga sekaligus daya tampung sungai-sungai menjadi terganggu.

"Ketika kemudian proses eksploitasi melalui industri ekstraktif memporakporandakan wilayah bentang alam penyangga, maka pasti resiko terjadinya bencana ekologis, seperti banjir sangat mungkin terjadi," kata Adam.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang telah berlangsung sejak Kamis lalu (21/10). Hingga saat ini, banjir setinggi nyaris satu meter tersebut masih bertahan di beberapa kecamatan.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sintang yang dihimpun per Sabtu (6/11), sedikitnya 2 orang menjadi korban jiwa, termasuk 12 kecamatan terimbas, dan sebanyak 24.522 KK atau 87.496 jiwa ikut terdampak.

(cfd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER