2 Pekan Banjir Sintang, BNPB Kirim Bantuan Senilai Rp500 Juta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan senilai Rp500 juta untuk penanganan banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Banjir Sintang terjadi selama dua pekan dan tak kunjung surut hingga kini.
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito mengatakan banjir yang merenggut tiga korban jiwa tersebut semestinya dapat dicegah.
"Kalau kita melihat dan mengevaluasi itu, maka bencana hidrometeorologi sebenarnya bencana yang bisa kita cegah dengan penggunaan ruang hidup yang benar, kemudian perilaku masyarakat kita yang memahami tentang penggunaan alam dan seisinya untuk kehidupannya," kata Ganip dalam keterangan tertulis, Selasa (9/11).
Ganip juga menyampaikan pihaknya telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Sintang berupa makanan siap saji sebanyak 504 paket, lauk pauk 501 paket, matras 300 buah, selimut 300 buah, masker KF94 sebanyak 5.000 lembar, tenda pengungsi 2 set, dan perahu polyethylene 2 buah.
Selain mengirimkan bantuan ke korban banjir Sintang, Ganip mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan ke daerah Kalbar lainnya yang juga terdampak banjir.
Lihat Juga : |
Total bantuan yang diberikan di empat kabupaten di Kalbar itu senilai Rp1,5 miliar untuk penanganan banjir. Selain di Kabupaten Sintang, BNPB juga memberikan bantuan senilai Rp500 juta ke Kabupaten Malawi, Rp250 juta untuk Kabupaten Sekadau dan Rp250 juta untuk Kabupaten Sanggau.
Berdasarkan data BNPB per Selasa (9/11) sebanyak 140.468 jiwa terdampak banjir dan tiga korban meninggal dunia di Kabupaten Sintang. Banjir tersebut masih melanda 12 kecamatan. Hingga data terbaru itu, ketinggian air naik kurang lebih 5-7 sentimeter akibat hujan yang masih terjadi wilayah hulu.
BPBD Kabupaten Sintang mencatat kurang lebih 35.117 unit rumah terendam banjir hingga 300 centimeter, 5 unit jembatan rusak berat dan beberapa sarana prasarana lainnya terdampak.Banjir juga menyebabkan mobilitas terhambat karena merendam ruas jalan nasional.
"Beberapa gardu PLN juga masih terendam sehingga ada wilayah yang masih tidak dapat dialiri listrik. Selain itu, salah satu penyedia layanan sinyal telekomunikasi juga belum sepenuhnya lancar akibat menara BTS terendam banjir," tutur Ganip.