Awal penyebaran diduga dipicu dari kegiatan takziah yang diikuti salah seorang guru SDN Sukoharjo kemudian merembet ke murid-murid dan rekan kerjanya. Hasil tracing kontak erat salah seorang siswa lantas menguak penyebaran Covid-19 di SMKN 1 Sedayu.
Dari dua satuan pendidikan itu, terhitung ada belasan murid dan beberapa guru terkonfirmasi Covid-19 pada akhir Oktober lalu. Adapun anggota keluarga dari para siswa maupun pengajar juga terpapar Corona.
Pusaran kasus penyebaran Covid-19 di Sedayu ini meluas ke berbagai kecamatan lain di Bantul, seperti Kasihan, Srandakan, Pajangan, dan Sanden. Bahkan merembet hingga Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi hari ini Kapanewon (Kecamatan) Sedayu 47 orang (terkonfirmasi Covid-19), Kasihan 31, Srandakan 4, Pajangan 18, Sanden 16, dan Sleman 57. Itu rentetan dari klasternya Sedayu," urai Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo, Senin (8/11) kemarin.
Buntut dari peristiwa penyebaran ini, Pemda DIY dan Pemkab Bantul kompak menutup seluruh satuan pendidikan yang berada di wilayah Kecamatan Sedayu. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai dari SD, hingga SMA/SMK dihentikan selama dua pekan per awal November 2021 kemarin.
Penutupan sekolah menimbang faktor lokasi tinggal para murid yang cukup berdekatan atau masih berada dalam satu wilayah. Pembelajaran jarak jauh berlangsung selama dua pekan.
Sementara berdasarkan laporan harian Pemda DIY, kasus Covid-19 diklaim cenderung melandai selama November 2021. Angka kasus harian tertinggi tercatat pada tanggal 3 November lalu sebanyak 89 kasus. Sisanya, tak ada yang melebihi 50 kasus per hari dengan angka terendah pada 1 November, sejumlah 13 kasus.
Kasus aktif per 8 November 2021 diklaim sebanyak 485 kasus dengan positivity rate sebesar 0,54 persen.
Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih juga tak menampik bahwa lonjakan kasus pada 3 November adalah berkat klaster takziah di Sedayu, Bantul. Ia tak membantah bahwa penularannya telah menggurita hingga Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
"(Pemicu lonjakan kasus) antara lain, iya (disebabkan klaster takziah yang meluas ke berbagai kabupaten)," kata Berty dalam keterangannya 3 November lalu.
(kum/wis)