Komnas Perempuan Bongkar Catatan Dosen Mesum saat Bimbingan Skripsi

CNN Indonesia
Selasa, 16 Nov 2021 12:16 WIB
Komnas Perempuan mencatat 26 kasus kekerasan seksual kampus didominasi oleh dosen. Beberapa memiliki posisi strategis seperti dekan maupun ketua jurusan.
Komnas Perempuan mencatat pelaku kasus kekerasan seksual kampus didominasi oleh dosen. Beberapa memiliki posisi strategis seperti dekan maupun ketua jurusan. Foto: Istockphoto/Coldsnowstorm
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Nasional atau Komnas Perempuan mencatat pelaku kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi didominasi oleh dosen. Beberapa di antara mereka memiliki posisi strategis seperti menjabat sebagai dekan fakultas maupun ketua jurusan (Kajur).

Berdasarkan data yang diperoleh CNNIndonesia.com dari Bagian Pemantauan Komnas Perempuan, dari 26 kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi sejak 2015-2021, sebanyak 17 kasus di antaranya dilakukan oleh dosen.

Sementara, pelaku lainnya adalah mahasiswa sebanyak 6 orang, 2 pelatih atletik, dan 1 ketua yayasan universitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun korban paling banyak merupakan mahasiswa dengan jumlah 21 orang, 1 dosen, 2 murid, 1 pegawai, dan 1 korban yang latar belakangnya tidak teridentifikasi.

Lebih spesifik, dari 21 korban mahasiswa, 15 di antaranya merupakan korban dari kekerasan yang dilakukan dosen dengan 7 kasus di antaranya dilakukan oleh pembimbing skripsi.

Mahasiswi tingkat akhir Fakultas Hukum universitas di Jakarta misalnya, menjadi korban pelecehan seksual dari dosen pembimbingnya pada 2018 silam.

Dalam catatan Komnas, selama proses bimbingan skripsi beberapa kali dosen pembimbing mengajak korban untuk melakukan bimbingan di luar kampus.

"Pelaku juga mengajak korban untuk keluar kota, mencoba memegang tangan korban dan mengirim pesan tidak sopan kepada korban," demikian laporan yang dikutip CNNIndonesia.com dari catatan Komnas Perempuan, Selasa (16/11).

Hal ini membuat korban merasa tidak nyaman. Orang tua korban lantas mengadukan peristiwa yang menimpa anak mereka ke kampus. Setelah itu, korban mendapatkan dosen pembimbing pengganti.

Menurut korban, peristiwa pelecehan itu tidak hanya menimpanya. Kasus serupa juga terjadi pada dua kakak tingkatnya.

"Dampak dari perlakuan pelaku terhadap korban adalah rasa takut jika dihubungi oleh pelaku dan skripsi korban menjadi terbengkalai," tulis catatan tersebut.

Kasus pelecehan seksual lain yang dilakukan oleh pembimbing skripsi terjadi di sebuah universitas di Makassar, Sulawesi Selatan. Kasus ini terjadi pada 2019, dilakukan oleh seorang dosen.

Dalam catatan Komnas Perempuan, pelaku melakukan perbuatan cabulnya terhadap korban dan teman korban. Pelaku menggunakan kewenangannya sebagai dosen dan penguji skripsi para korban. Ia mengancam tidak akan meluluskan mereka jika tidak menuruti permintaan pelaku.

Kasus selanjutnya terjadi di sebuah universitas di Bogor pada 2020 lalu. Pelaku juga merupakan dosen pembimbing skripsi.

Pelaku pernah mengancam akan mempersulit skripsi korban jika ia tidak membalas chat ataupun mengangkat telepon pelaku.

Dalam catatan Komnas Perempuan, kasus pelecehan lain yang paling mutakhir menimpa mahasiswi di Riau. Kepolisian kini terjun mengusut dugaan pelecehan di kampus tersebut.

Catatan Redaksi: Materi pemberitaan ini disunting ulang pada pukul 17.24 WIB, Selasa (16/11), dengan menghilangkan detail kronologi dugaan pelecehan di kampus sebagaimana diungkap dalam catatan Komnas Perempuan.

(iam/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER