ANALISIS

Misi Terselubung Tentara Siber MUI DKI

CNN Indonesia
Selasa, 23 Nov 2021 11:11 WIB
Rencana MUI DKI Jakarta membentuk cyber army dianggap memiliki misi terselubung terkait politik, yakni mendukung Anies Baswedan.
Foto: Istockphoto/ Dusanpetkovic

Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno juga mempertanyakan rencana MUI DKI membentuk bala siber pembela Anies dan ulama itu. Adi menilai langkah MUI membentuk bala siber lebih terkesan membuat lembaga itu sebagai partisan politik. 

Rencana MUI DKI Jakarta kata dia, hanya membuat lembaga itu semakin tak dipercaya publik. pembentukan tentara siber menjadi pertaruhan kredibilitas MUI DKI Jakarta. 

Sebagai organiasi ulama, kata Adi, MUI mestinya bertugas untuk menjaga moral publik. Adi menilai MUI mestinya menjadi lembaga netral dan tidak cawe-cawe urusan politik. Ia khawatir, pembentukan bala siber hanya akan berpotensi menciptakan kegaduhan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"MUI itu ormas netral yang mestinya tak cawe-cawe urusan politik. Lurus saja urusan moral," katanya, Selasa (23/11).

"Kalau mau bela pemimpin, mestinya bukan hanya Anies, tapi bela juga Kapolda yang juga sering dibully, bela juga DPRD Jakarta yang suka dikuliti, bela juga negara dari tuduhan membabi buta yang nyaris tanpa henti," tambahnya.

Lewat rencana itu, Adi menganggap wajar bila publik mengaitkan bala siber dengan dukungan kepada Anies, yang terkait dana hibah oleh Pemprov DKI kendati hal itu telah dibantah. 

"Itu jelas bentuk dukungan ke Anies, mau pake alibi apalagi. Jangan salahkan kalau publik mengaitkan sikap MUI ini dengan hibah yang diberikan Pemda DKI," kata dia. 

Soal tentara siber MUI DKI dengan dana hibah ini sebelumnya disampaikan, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Luqman Hakim.

Dia menuding pembentukan bala siber MUI DKI Jakarta untuk melawan buzzer yang menyerang ulama dan Gubernur DKI Anies Baswedan tak lepas dari hibah Pemprov DKI Jakarta senilai Rp10,6 miliar.

Hal itu telah dibantah Ketua Umum MUI DKI Jakarta Munahar Muchtar. Ia mengatakan, pembentukan bala siber karena merespons maraknya berita hoaks di media sosial yang kerap menyudutkan umat Islam.

"Kami membentuk pasukan siber karena saat ini marak informasi hoaks yang dapat memecah belah umat, terutama umat Islam dan ulama," kata Munahar dalam pernyataan tertulisya, Sabtu (20/11) dikutip Antara.

(ugo/thr/ugo)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER