Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani mengatakan kasus dugaan eksploitasi seksual dan pemaksaan aborsi terhadap Novia merupakan bentuk kekerasan dalam pacaran.
Menurutnya, kekerasan dalam pacaran hampir selalu menjajaki urutan tiga terbanyak yang diadukan ke Komnas Perempuan.
"Kasus NWR ini sesungguhnya merupakan salah satu kasus dalam pacaran yang banyak dilaporkan pada Komnas Perempuan dan lembaga pendamping," kata Andy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang 2015-2020, terdapat 12 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan kepada lembaga pendamping di 34 provinsi. Dari jumlah tersebut, 20 persen atau 2.400 kasus di antaranya merupakan kekerasan yang terjadi di ruang privat.
Selain itu, dalam kurun waktu yang sama Komnas Perempuan rata-rata menerima 150 aduan kasus kekerasan dalam pacaran per tahun.
"Di kurun waktu yang sama ini kira-kira setiap tahunnya Komnas Perempuan menerima rata-rata 150 kasus kekerasan dalam pacaran yang dilaporkan," ujarnya.
Andy mengatakan proses hukum kasus kekerasan dalam pacaran kerap berakhir buntu. Korban kerap disalahkan karena hubungan pacaran dengan pelaku dan dianggap suka sama suka.
Dalam kasus pemaksaan aborsi yang Novia alami, kata Andy, korban kerap kali ditempatkan sebagai pihak yang melakukan tindak kriminal.
"Sementara pihak laki-laki justru bisa melenggang pergi saja karena tidak terjerat oleh hukum," katanya.
Novia Widyasari ditemukan meninggal dunia di dekat pusara ayahnya, Kamis (2/12). Diduga kuat ia bunuh diri usai mengalami depresi akibat diperkosa kekasihnya, dan dipaksa aborsi sebanyak dua kali dalam kurun waktu 2020-2021.
Kekasih Novia, Randy saat ini telah ditetapkan tersangka dan ditahan di Polda Jawa Timur. Ia disangkakan melanggar kode etik dan Pasal 348 KUHP tentang aborsi, dengan ancaman hukuman paling lama 5,5 tahun.
Ayah Randy, Niryono meminta maaf terkait kasus meninggal Novia yang diduga bunuh diri karena depresi usai diminta aborsi oleh Randy. Ia pun turut menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya kekasih sang anak tersebut.
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," katanya.
Niryono turut mendoakan mahasiswi Universitas Brawijaya Malang itu. Ia mengaku kasihan dan prihatin dengan kasus yang menimpa Novia tersebut.
"Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya calon menantu saya, Novia. Mudah-mudahan Novia diterima di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Saya kasihan dan prihatin," ujarnya.
(iam/fra)