Saat ditemui di kediamannya di Jakarta Selatan, Rabu (10/11), Yahya Staquf, yang lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai calon Ketum PBNU, mengakui ada serangan kampanye hitam jelang Mukmatar dengan mengusung isu kunjungannya ke Israel itu.
"Ada kampanye-kampanye hitam, tapi enggak gitu-gitu amatlah. Ada kampanye hitam soal Israel. Ini barang lama ini. Kalau di orang NU sudah, 'Hah?' gitu lho," kata Yahya dengan gestur heran dan tertawa.
Yahya menjelaskan saat itu ia hadir di Israel untuk memperjuangkan nasib Palestina. Ia berpendapat harus ada pihak yang membuka diri terhadap Israel demi menemukan solusi terbaik bagi Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Konflik Israel-Palestina] ini sudah lebih 70 tahun. Orang-orang melakukan semua yang bisa dilakukan, belum ada hasilnya. Kan kita harus explore hal-hal baru, cara-cara baru mencari jalan keluar," jelasnya, yang merupakan kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu.
Pasalnya, kata dia, warga Israel pun beragam tak melulu kaum yahudi. Ada pula kelompok Islam Arab atau pun pihak-pihak yang menginginkan perdamaian. Dari sisi itu lah ia hendak mencari solusi.
"Kalau sumbangan-sumbangan aja, donasi Palestina, selesai. Harus ada yang melakukan sesuatu," ucapnya.
Lihat Juga : |
Dia menyampaikan saat itu dunia sudah lupa dengan penderitaan Palestina. Ia pun bersyukur kunjungannya ke Yerusalem kembali menarik perhatian internasional terhadap konflik Palestina-Israel.
"Saya enggak tahu kebetulan atau (kunjungan ke Israel) jadi penyebab, bergulir lagi toh ini proses-proses perundingan tentang Israel-Palestina sampai lahir Abraham Accords," ucap Yahya.
(rzr/dhf/arh)