Mandor Tahan Sisa Upah Sumur Resapan, Warga Tekor Obati Ambeien

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jan 2022 20:45 WIB
Warga Jatinegara, Jaktim, mengaku belum dibayar mandor usai dipekerjakan dalam proyek sumur resapan.
Salah satu titik sumur resapan di DKI. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, yang dipekerjakan dalam proyek sumur resapan DKI mengaku belum dibayar tuntas oleh sang mandor. Sementara, mandor tersebut sukar dihubungi.

Alhasil, keluarga pekerja mengaku tekor karena mesti membayar pengobatan wasir yang kambuh usai bekerja menguruk tepian sumur resapan.

Salah satu warga tersebut, Ari, menuturkan diirnya bersama dua warga lain, Hidayat dan Udin, mengerjakan tahapan pembuatan sumur resapan pada pertengahan Desember.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, ketiganya mendapat uang muka Rp150 ribu dari mandor proyek bernama Bobi. Rp565 ribu sisanya dibayarkan kemudian.

Sehari usai proyek tahap awal itu, mereka kembali didatangi oleh sang mandor yang meminta mereka agar melakukan penyelesaian sumur resapan. Namun, Ari dan dua tetangganya tidak mau jika upah pekerjaan sebelumnya belum dibayar lunas.

"Dia datang, nawarin lagi sekalian finishing. Cuma saya bilang duit saya keluarin dulu yang ini (pekerjaan sebelumnya) baru saya ngerjain yang itu (finishing)," kata Ari saat ditemui CNNIndonesia.com di warungnya, Rusun Bidara Cina, Jakarta Timur, Rabu (5/1).

Kata Ari, Bobi menyanggupi permintaan mereka. Ia kemudian pamit untuk mengambil uang terlebih dahulu. Namun, Bobi tak kunjung kembali.

Ari dan dua warga lainnya terus menunggu Bobi hingga petang. Sayangnya, Bobi tak kunjung datang bahkan hingga hari ini.

"Kita nungguin sampai magrib nyampe kapan, di WA enggak dibalas, kita sudah kayak orang bego aja nungguin itu duit," ujar Ari.

Ari menduga mandor sumur resapan itu tidak memiliki iktikad baik. Sebab, ia baru membayar uang muka senilai Rp150 ribu yang dibagi untuk tiga orang. Mandor itu belum membayar uang sisanya senilai Rp565 ribu.

Dia mengakui Bobi sulit dihubungi. Mandor itu baru membalas ketika ia menyumpahinya lewat WhatsApp dan setelah pemberitaan mengenai perkara sumur resapan ini naik di media massa.

"Kalau saya sih duit segitu kan, pengin aja mandornya datang punya niat baik, dateng bayar udah selesai semuanya. Dari awal juga saya tungguin cuma dari awal dia enggak pernah punya yang namanya niat baik, cuma nanti, nanti, nanti itu kan ada waktunya, kapan?" ujar Ari kesal.

Ari mengatakan persoalan ini bukan mengenai seberapa besar upah yang belum Bobi bayarkan, melainkan hak para pekerja yang sudah mengurug tepian sumur.

Ia pun tidak bermaksud menyeret Guburnur Anies Baswedan atau siapa pun dalam perkara ini. Ia hanya ingin haknya sebagai pekerja dipenuhi sang mandor.

"Bukan si bapak gubernur, penginnya ya emang si mandor ini ya bayar aja. Karena ini hak kita, emang kita belum dibayar. emang si nominalnya nggak seberapa," tegas Ari.

Sementara itu, istri Hidayat, pekerja sumur resapan lainnya, Retno Nurjamanta mengaku tekor karena tidak kunjung dibayar sang mandor.

Retno mengatakan ia bekerja sebagai buruh cuci sementara suaminya bekerja secara serabutan. Mereka berdua tidak memiliki pemasukan tetap. Suaminya kemudian menyanggupi tawaran pengerjaan sumur resapan.

Namun, suaminya tak kunjung dibayar. Sementara, wasirnya kambuh usai melakoni pekerjaan itu.

"Sudah kerja sampai sakit, sampai amabeien ini keluar ngangkat-ngangkat itu kan berat juga," ujarnya saat ditemui di dekat warung Ari.

Keluarganya pun harus mengeluarkan Rp200 ribu untuk pemeriksaan dan pengobatan wasir itu. Sementara, berdasarkan penuturan Ari, masing-masing pekerja baru mendapatkan upah Rp50 ribu.

"Malah tekor, kambuh selekah habis kerja itu," tuturnya.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Mandor Klaim Belum Lunas, Bukan Belum Bayar Pekerja

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER