Kementerian Kesehatan memastikan virus corona (Covid-19) varian B.1640.2 atau IHU belum terdeteksi di Indonesia. Berdasarkan hasil tes Whole Genome Sequences (WGS), varian tersebut belum terdeteksi.
"Varian IHU belum ditemukan di Indonesia ya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (6/1).
Nadia menjelaskan bahwa varian IHU telah ditetapkan sebagai Variant Under Monitoring (VuM) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Risiko penularan varian IHU masih diteliti dan diawasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perihal kabar varian IHU kebal vaksin, Nadia meminta publik menunggu hasil kajian dan analisis dari beragam kasus global dan WHO. Jangan sampai percaya dengan informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan.
"Semua vaksin memiliki efikasi untuk tetap melawan virus covid-19 termasuk variannya ya," kata dia.
Varian IHU pertama kali ditemukan di Prancis sekitar November tahun lalu oleh para peneliti dari Méditerranée Infection di Marseille, bagian dari Institut hospitalo-universitaire Prancis (IHU atau University Hospital Institutes). Penelitian dipimpin oleh ilmuwan Didier Raoult.
Varian IHU terdeteksi pada 12 orang di Pegunungan Alpen selatan, bersamaan ketika Omicron ditemukan di Afrika Selatan tahun lalu.
Menurut para peneliti, pasien pertama yang diidentifikasi terinfeksi varian tersebut telah divaksinasi dan baru saja kembali dari Kamerun.
Laporan temuan itu kemudian diunggah dalam sebuah makalah yang diterbitkan di medRxiv pada akhir Desember lalu. Namun penelitian itu belum ditinjau sejawat atau belum peer-review.
(khr/bmw)