IDI Akui Ada Dugaan Varian Covid IHU Kebal Vaksin

CNN Indonesia
Kamis, 06 Jan 2022 14:49 WIB
IDI meminta publik tak terlalu khawatir lantaran varian ini belum menunjukkan karakteristik yang lebih kuat dari pada varian Omicron.
Ketua Satgas IDI untuk Corona, Zubairi Djoerban. (CNN Indonesia/Melani Putri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyebut varian varian SARS-CoV-2 B.1640.2 atau yang kemudian dikenal dengan varian IHU untuk sementara ini diduga lebih kebal terhadap vaksin Covid-19.

Zubairi menyebut, dugaan itu masih dalam proses penelitian dan analisis lantaran varian IHU baru diidentifikasi pada 29 Desember 2021 di Prancis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengategorikan varian IHU sebagai Variant Under Monitorig (VuM) yang artinya risiko penularan varian tersebut masih diteliti dan diawasi.

"Varian IHU di Prancis mengandung 46 mutasi, diduga lebih kebal terhadap vaksin," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Kamis (6/1). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Zubairi meminta publik tak terlalu khawatir lantaran varian ini belum menunjukkan karakteristik yang lebih kuat dari pada varian Omicron. Saat ini, varian IHU masih minim ditemukan dengan 12 kasus di Kota Marseille, Prancis.

Selain itu, tidak ditemukan tata nama atau nomenklatur varian IHU dalam virus Corona. IHU merupakan kepanjangan dari The Instituts hospitalo-universitaires (IHU) yang salah satu stafnya melaporkan dugaan temuan mutasi virus tersebut.

"Masih diselidiki oleh WHO, terlalu dini untuk mengkhwatirkan IHU," lanjut Zubairi.

Varian IHU mulanya diidentifikasi pada 12 orang di Pegunungan Alpen selatan, bersamaan ketika Omicron ditemukan di Afrika Selatan tahun lalu. Mutasi IHU pertama kali ditemukan oleh peneliti di IHU Mediterranee Infection, Prancis. Penelitian itu dipimpin oleh ilmuwan Didier Raoult.

Menurut para peneliti, pasien pertama yang diidentifikasi dengan varian tersebut telah divaksinasi dan baru saja kembali dari Kamerun. Laporan temuan tersebut kemudian diunggah dalam sebuah makalah yang diterbitkan di medRxiv, pada akhir Desember lalu. Namun penelitian itu belum ditinjau sejawat atau belum peer-review.

(ain/khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER