Jakarta, CNN Indonesia --
Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat II Guspardi Gaus mengomentari pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengenai Sumbar telah berubah.
Ia menyarankan Presiden kelima Indonesia itu untuk mengunjungi langsung Sumatera Barat demi penilaian yang lebih objektif.
"Supaya lebih objektif penilaiannya, apakah memang betul begitu keadaan orang Sumbar, silakan Bu Mega datang ke Sumbar," kata Guspardi saat dihubungi, Rabu (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Politikus PAN itu, Mega harus melihat betul tradisi maupun adat istiadat yang berlaku di Sumbar. Ia menekankan, adat istiadat Minang tidak bersifat struktural.
Di sisi lain, menurut Guspardi, perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa terelakkan bagi masyarakat Minang.
"Bagi masyarakat Minang, perubahan itu adalah keniscayaan. Yang tidak berubah itu adalah perubahan. Dia (Megawati) mengatakan orang Minang sudah berubah, perubahan itu adalah keniscayaan," ujarnya.
Lanjut ke sebelah...
Dalam beberapa kesempatan, Mega dan PDIP memang kerap menyinggung Sumbar. Sejumlah pihak menilai jika hal itu tak lepas dari PDIP yang tak pernah menang dalam setiap ajang pemilu di Sumbar.
Mengenai hal itu, menurut Guspardi, Mega dan jajarannya harus menjadikan hal itu otokritik. Menurutnya, partai berlambang banteng itu harus mempelajari psikologi orang Minang.
"Silakan Ketum atau jajaran pengurus untuk melakukan otokritik, kajian, kenapa orang Minang itu kurang dekat, kurang menyalurkan aspirasi politiknya ke PDIP," ujar Guspardi.
"Orang Minang itu sangat terbuka. Kalau Bu Mega memahami kultur budaya Minang dan pendekatan yang dilakukan Bu Mega dan parpolnya dengan budaya Minang, saya yakinkan PDIP bisa menjadi partai besar dan pemenang di Sumbar," kata dia menambahkan.
Menurut Guspardi, masyarakat Minang cukup terbuka dengan perubahan. Ia mencontohkan partai pemenang pemilu di Sumbar selalu berganti sejak era reformasi.
Ia mengklaim sejumlah partai berhasil menguasai suara di Sumbar dalam beberapa tahun terakhir, seperti PAN, PKS, Demokrat, dan kini Gerindra.
"(Orang Minang) tidak fanatik kepada satu partai. Mana yang betul-betul menyalurkan aspirasi politiknya untuk kepentingan bangsa dan negara, kemakmuran, penegakan hukum. Orang minang suka yang semacam itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang menurutnya sudah berbeda dari yang ia kenal.
Mega menilai sejumlah adat budaya warga Minangkabau seperti Ninik Mamak mulai tidak nampak lagi oleh warga Sumbar.
Mega mengaku pernah mempertanyakan kegelisahannya ini kepada Ahmad Syafii Maarif (Buya) tokoh Muhammadiyah sekaligus anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga pria kelahiran Sumatera Barat.
"Saya tanya kenapa sih Sumatera Barat menjadi berubah ya Buya? sudah tidak adakah yang namanya tradisi bermusyawarah mufakat oleh Ninik Mamak itu?" kata Megawati dalam peringatan hari ulang tahun ke-49 PDIP yang disiarkan melalui kanal Youtube PDI Perjuangan, Senin (10/1).