Kemenkes Dorong Pemda Pakai Vaksin Booster yang Hampir Kedaluwarsa

CNN Indonesia
Kamis, 13 Jan 2022 12:44 WIB
Edaran Kemenkes mendorong Pemda dahulukan penggunaan vaksin yang sudah dekat masa kedaluwarsa terlebih dahulu, early expired first out.
Ilustrasi vaksinasi booster. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong pemerintah daerah terlebih dahulu menggunakan vaksin virus corona (Covid-19) yang mendekati masa kedaluwarsa, baik untuk pemberian vaksin primer dosis satu dan dua maupun dosis lanjutan atau booster.

Ketentuan itu termaktub dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan (Booster) yang diteken Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pada 12 Januari.

"Vaksinasi dosis lanjutan atau booster dapat dilaksanakan bersamaan dengan vaksinasi primer, dengan vaksinator yang berbeda. Dahulukan penggunaan vaksin yang sudah dekat masa kedaluwarsa terlebih dahulu, early expired first out," kata Maxi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maxi kemudian menjelaskan tata cara penyuntikan vaksin booster. Pertama, dilakukan secara intramuskular di lengan atas. Dan kedua, penyuntikan half dose dilakukan dengan menggunakan ADS 0,3 ml yang telah diberikan tanda ukuran dosis 0,15 ml dan 0,25 ml.

Pelaksanaan kegiatan vaksinasi booster ini dilakukan di puskesmas, rumah sakit milik pemerintah dan pemerintah daerah maupun pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota.

"Pencatatan hasil layanan dilakukan menggunakan aplikasi PCare vaksinasi," ujarnya.

Maxi menyebut, program vaksinasi booster bagi lansia resmi dimulai di seluruh daerah di Indonesia pada 12 Januari kemarin. Sementara non-lansia hanya dimulai di daerah-daerah yang memenuhi persyaratan.

Adapun syarat yang dimaksud yakni, kabupaten/kota yang sudah mencapai cakupan dosis 1 total minimal 70 persen, dan cakupan dosis 1 lansia minimal 60 persen.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER