BPOM Buka Peluang Molnupiravir Bisa Didapat di Apotek, Cegah RS Penuh

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Jan 2022 21:17 WIB
Obat Covid-19 Molnupiravir berpeluang beredar bebas di apotek. (Foto: via REUTERS/MERCK & CO INC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut ada kemungkinan obat Covid-19 Molnupiravir didistribusikan atau dijual melalui apotek.

"Biasanya dulu obat-obat yang diberikan izin dalam masa kedaruratan itu sangat ketat pengawasannya. Jadi hanya diberikan di rumah sakit besar, di dalam pengawasan dokter," kata dia, di Jogja Expo Center, Bantul, Sabtu (15/1).

"Tapi, sekarang ini apalagi obatnya ringan ya, dan berbentuk tablet, ini tidak harus hanya diberikan di rumah sakit. Ada kemungkinan nanti akan didistribusikan dengan mudah di toko obat, apotek," lanjutnya.

Kata Penny, tak menutup peluang pula bagi pemerintah untuk lebih memudahkan masyarakat memperoleh obat produksi perusahaan farmasi Merck itu.

Hal ini berkaca pada peristiwa lonjakan kasus Covid-19 pertengahan tahun lalu imbas varian Delta yang memaksa banyak pasien menjalani isolasi mandiri di rumah akibat sesaknya rumah sakit rujukan.

"Mudah-mudahan nanti tidak terjadi, kalau terjadi lonjakan di waktu awal dengan delta terus kita harus ada banyak isolasi mandiri di rumah tentunya nanti akan ada lagi kebijakan dari pemerintah sehingga memudahkan masyarakat untuk bisa mengakses untuk obat isolasi di rumah atau lokasi masing-masing," tutupnya.

Sebelumnya BPOM secara resmi mengumumkan memberikan izin penggunaan darurat (EUA) obat virus corona (Covid-19) produksi perusahaan farmasi Merck, Molnupiravir pada Kamis (13/1).

Penny mengatakan berdasarkan hasil uji klinik fase III, Molnupiravir memiliki manfaat untuk membantu menyembuhkan pasien Covid-19. Selain itu, efek samping yang diberikan obat juga dapat ditoleransi.

"Obat ini akan diberikan sebanyak dua kali sehari sebanyak 4 kapsul 200 mg selama lima hari," kata Penny.

Penny menyebut bahwa obat Molnupiravir diindikasikan untuk pasien terinfeksi Covid-19 gejala ringan sampai sedang, berusia 18 tahun ke atas, tidak memerlukan pemberian oksigen dan memiliki peningkatan risiko menjadi infeksi Covid-19 berat.

Selain Molnupiravir, Penny juga menyebutkan sepanjang pandemi ini BPOM telah memberikan EUA sejumlah obat. Di antaranya obat antivirus Favipiravir, antivirus Remdesivir, serta antibodi monoklonal Regdanvimab.

(kum/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK