Museum Bone Dibobol Maling, Polisi Selidiki Peran Orang Dalam
Kepolisian melakukan penyelidikan terkait kasus pencurian 95 persen koleksi Museum Lapawawoi, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana mengatakan penyidik dari Polres Bone masih terus bekerja untuk mengungkap pelaku yang membobol Museum Lapawawoi.
"Anggota masih lidik dulu, tapi modusnya mengambil barang," kata Komang, Selasa (18/1).
Peristiwa pencurian di Museum Lapawawoi ini diduga terjadi saat kondisi museum itu dalam kondisi sepi, sehingga karyawan museum yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone baru mengetahui seluruh barang pusaka peninggalan sejarah tersebut raib.
Kata Komang, ada peran dari orang dalam tapi hal itu masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut. "Masih didalami, anggota kita di lapangan masih menyelidiki kasus ini," ujarnya.
Sebelumnya, Museum Lapawawoi, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dibobol maling. Sejumlah benda-benda milik Kerajaan Bone berhasil dibawa kabur oleh pelaku pencurian. Beberapa pintu di bekas Istana Raja Bone ke XXXII Ardi Mappunyokki dirusak.
Kepala Dinas Kebudayaan Bone Andi Ansar mengatakan sejumlah barang bersejarah yang disimpan dalam museum hilang. Barang yang hilang diantaranya, duplikat rambu raja Bone, Arung Palakka, Stempel kerajaan, Bosara dan koin-koin kuno pada jaman kerajaan.
"Saya bisa katakan bahwa 95 persen benda-benda di dalam museum hilang," kata Andi Ansar, Senin (17/1).
Barang yang hilang tersebut merupakan aset Pemerintah Kabupaten Bone yang telah bersertifikat nasional dan memenuhi syarat sebagai benda peninggalan sejarah.
Andi Ansar menyebutkan kejadian pencurian itu diperkirakan pada Sabtu (15/1) malam. Saat itu, staf museum masih berkantor dan pulang pukul 15.30 WITA.
Menurutnya, banyak barang pusaka yang hilang tidak ternilai harganya dibawa kabur pencuri. Dugaan sementara, pelakunya orang yang pernah tinggal di belakang museum setempat setelah diminta pindah.
"Di sana tidak ada satpam. Dulu memang, ada orang tinggal di belakang. Kami panggil yang bersangkutan agar mengosongkan lokasi karena penertiban aset. Tapi, itu satu minggu lalu sebelum kejadian, mereka tinggalkan (museum)," urainya.
Diketahui, Museum La Pawawoi memiliki koleksi kurang lebih 331 benda pusaka, seperti peralatan dapur, pakaian adat, koin, dan senjata, termasuk koleksi keramik yang sebagian besar dari peralatan makan para Raja Bone.
Museum itu juga memiliki stempel Kerajaan Bone dan miniatur perahu Pinisi, hingga silsilah Kerajaan Bone dari awal hingga akhir.
Museum La Pawawoi diambil dari nama seorang Raja Bone Ke-31 yang telah mendapat pengakuan sebagai pahlawan nasional yakni La Pawawoi Karaeng Sigeri. Museum ini dulunya merupakan bekas Istana Andi Mappanyukki Raja Bone Ke-32 yang didirikan pada 5 Januari 1971 oleh Bupati Bone, H Suaib.
(mir/antara/arh)