Puluhan benda pusaka bernilai sejarah di Museum Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hilang dibobol maling. Peristiwa pencurian ini diketahui oleh staf museum pada Selasa pagi (26/1). Diduga pencuri menggasak beberapa barang berharga itu pada malam hari.
Kepala Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra Dody Syahrulsah menyatakan, barang yang hilang itu terdiri dari koleksi logam dan cerek. Selain itu, gong, puluhan kris, aksesoris pengantin setiap daerah dan sebilah parang samurai peninggalan Jepang.
"Untuk barang-barang koleksi ini diadakan tahun 80-an sampai 90-an. Tapi sebenarnya ini semua barang umum di masyarakat," kata Dody, Rabu (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung, kata Dody, sejumlah barang berharga lainnya tidak ikut raib. Seperti keramik peninggalan Kaisar Ming, Kaisar Ching dan Kaisar Yuan. Usia keramik itu ditaksir kurang lebih sudah 400 tahun.
"Setelah kita cek, masih lengkap. Jumlah keramik yang kita koleksi itu sekitar seribu buah," bebernya.
Dody melanjutkan, gudang penyimpanan koleksi barang antik ini berada di belakang dan berbatasan dengan lahan kosong milik warga. Diduga, pencuri melewati jalur itu.
Sebab, beberapa barang yang tidak berhasil dibawa, seperti gong dan dua parang Tolaki ditemukan di semak-semak.
"Sekarang barang itu dibawa kembali ke dalam," katanya.
Ia mengaku, pihaknya belum menghitung jumlah kerugian atas hilangnya barang penting koleksi Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra itu.
CNNIndonesia.com memantau langsung lokasi museum yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra itu.
Lihat juga:Rumah Korban Sriwijaya Air Dibobol Maling |
Posisi gudang penyimpanan berada di belakang gedung yang dikelilingi semak-semak. Selain itu, tidak ada kamera CCTV. Padahal, di gedung itu tersimpan beberapa benda bernilai sejarah.
Selain tidak ada kamera pengintai, di gedung itu tak ada petugas keamanan yang menjaga.
Hal ini diakui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra Asrun Lio.
"Selama ini tidak ada CCTV dan pengamanan," kata Asrun Lio ditemui di Kantor Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra.
Sementara Dody menyebut, gudang ini dibangun saat pengelolaan museum masih di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gudang dilengkapi dua pintu berlapis. Di luarnya pintu jenis kayu dan di dalamnya bentuk teralis besi.
"Kuncinya ada dua. Masing-masing staf dan Kepala KTU memegang satu kunci," jelasnya.
Namun demikian, kata dia, tidak ada petugas keamanan yang menjaga. Sehingga pencuri dengan leluasa membobol gudang tersebut dengan terlebih dahulu merusak gembok.
Atas peristiwa ini, Kepala Dikbud Sultra Asrun Lio memasang CCTV dan pengamanan bergilir dari pegawai dan Satuan Polisi Pamong Praja.
"Termasuk penataan kawasan museum ini," imbuhnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Kendari dan Polsek Baruga. Polisi masih melakukan penyelidikan pelaku pencurian barang antik milik Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra tersebut.
(pnd/wis)