39 Sekolah Ditutup, Disdik DKI Sebut Ada yang Tolak Pelacakan Kasus

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jan 2022 14:27 WIB
Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih mencoba membujuk sekolah yang menolak pelacakan kasus aktif Covid-19.
PTM di SDN Kebayoran Lama Selatan 17 Pagi, Jakarta, Rabu (9/6/2021). Sejumlah sekolah diklaim menolak penelusuran kasus aktif saat PTM. (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah sekolah di Jakarta yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) disebut menolak pencarian kasus Covid-19 atau active case finding (ACF). Dinas Pendidikan DKI Jakarta pun masih mencoba membujuk tanpa memberi sanksi.

Active case finding sendiri merupakan salah satu upaya mencegah penularan virus corona salah satunya dengan pengetesan secara massal.

"Ternyata kata Dinas Kesehatan ada juga sekolah yang enggak mau di-ACF. Makanya ditegur," kata Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radjagah kepada wartawan, Selasa (18/1)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah sekolah itu, katanya, menolak ACF karena merasa keberatan. Sementara, pihak Dinkes, kata dia, tidak mau berdebat dengan pihak sekolah.

"Makanya saya bilang, itu perlu berbagi tugas. Kita kondisikan sekolah, guru, siswa, tenaga pendidik, menjalani program ACF-nya. Jadi selaras," ujarnya.

Kendati begitu, Taga tidak menyebutkan ada berapa jumlah sekolah yang menolak untuk dilakukan ACF.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti mengakui masih membujuk sejumlah sekolah yang menolak untuk dilakukan ACF.

"Kami persuasi ya, kami koordinasi dengan Disdik, sebaiknya sekolah yang enggak mau di-ACF harus terus menerus dilakukan pendekatan. ACF untuk memantau keberhasilan, terkait prokes, efektivitas sistem yang sudah diterapkan aman, untuk membuktikan kepada komunitas sekolah," ujarnya.

Menurut Widyastuti, selama PTM 100 persen, sekolah harus mau dikenakan ACF. 

"Yang kita harapkan adalah apabila sekolah itu PTM, maka harus mau ACF. Tinggal komunikasi kepada Disdik untuk mencari solusi terbaik kepada siswa, yang sekalian butuh proses pembelajaran, keamanan kesehatan dan dari sisi regulasi," ungkapnya.

Dari hasil ACF yang dilakukan ke sejumlah titik, ia menyebut kasus Covid-19 yang terdeteksi di lingkungan pendidikan tidak bermula dari sekolah.

"Data-data di kita menunjukkan kasus positifnya tidak bermula di sekolah, tetapi bermula dari komunitas," tuturnya.

"Dengan adanya kasus positif di sekolah bisa jadi masukan buat kita agar lebih komprehensif. Tentu Dinkes tidak sendiri, ada Dinas Pendidikan dan Satgas mengevaluasi itu dan nanti akan ada rekomendasi-rekomendasi," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, sebanyak 39 sekolah yang menggelar PTM 100 persen ditutup sementara usai temuan kasus Covid-19.

"Data sampai hari ini memang ada peningkatan sekolah tutup. Totalnya yang ditutup ada 39 sekolah," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, di kantornya, Senin (17/1) malam.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono mendesak eveluasi menyeluruh terhadap kebijakan PTM imbas temuan puluhan sekolah dengan kasus Covid-19.

"Total ada 67 kasus Covid-19 pada guru dan siswa. Sehingga, perlu dievaluasi secara menyeluruh penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah," ucap dia, yang merupakan Politikus Partai Demokrat itu.

Terpisah, Dinas Pendidikan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memberlakukan PTM 100 persen di 538 sekolah dasar (SD) dan 287 sekolah menengah. Kebijakan ini melibatkan 132 ribu siswa SD dan 60 ribu siswa sekolah menengah.

Sebelum melakukan PTM, siswa dicek dengan menggunakan GeNose dan Swab Antigen. Selain itu, 13 ribu guru di Makassar telah mendapatkan vaksinasi sekitar 92 persen.

"Kalau itu kita tetap pantau pun jika tetap di rumah, pembelajaran tetap jalan. Jadi tidak ada ketinggalan (pelajaran)," kata Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin, Selasa (18/1).

Kebijakan pemberlakuan tatap muka ini masih dalam pemantauan, karena pihak sekolah dan pengawas diwajibkan melakukan evaluasi setiap pekannya.

"Kalau kita temukan, kita akan koordinasi dengan satgas seperti apa. Apakah urgen di rumah atau di rumah sakit. Tergantung nanti hasilnya, karena sampai hari ini belum ada laporan," pungkasnya.

(dmi/yoa/mir/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER