Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menegaskan bahwa Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris Harper Mattew (48) tewas karena bunuh diri, bukan dibunuh.
Ia mengatakan, bahwa negara asing itu diketahui bunuh diri setelah dilakukan autopsi, dan ada bukti-bukti lainnya.
"Dari bukti-bukti bunuh diri (hasil pemeriksaan) dari laboratorium, autopsi dan analisa CCTV," kata Jansen saat ditemui di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar, Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya beredar kecurigaan bahwa WN Inggris itu dibunuh, bukan bunuh diri. Namun, Jansen menegaskan WN itu bunuh diri.
"Itu bunuh diri dan valid bunuh diri," ujarnya.
Dalam konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu sore, Jansen mengatakan Harper diduga bunuh diri karena depresi tak bekerja lagi sebagai chef atau juru masak di sebuah hotel di sana.
"Depresi diduga karena dia putus (kerja) tidak ada kerja lagi. Dia, kan chef di Hotel Karma karena masa Pandemi sehingga dia tidak bekerja lagi mungkin itu salah satu memicu depresi," kata Jansen.
Korban diketahui di Bali sudah sejak satu tahun 11 bulan dan bekerja sebagai chef dan dari fakta yang ditemukan korban bunuh diri dengan menggunakan pisau dapur bermata satu dengan panjang 15 centimeter.
"Pakai pisau dapur atau pisau yang ditemukan di TKP. Jadi, kita sudah lakukan pemeriksaan labfor cocok dan juga dengan hasil otopsi luka tusukannya disamakan dengan itu dan darah ditemukan sama," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa dalam peristiwa itu sudah melakukan pemeriksaan 7 saksi termasuk Dr Ida Bagus Putu Alit yang merupakan saksi ahli forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar dan juga pacar korban yaitu Emmy Martha Pakpahan yang mengetahui korban melakukan bunuh diri di TKP.
Sementara, untuk barang bukti yang ditemukan di TKP adalah pisau dapur bermata satu panjang 15 centimeter, minuman alkohol jenis vodka, rekaman CCTV di TKP, rekaman video handphone milik pacar korban dan obat-obatan 36 butir kapsul Teva 0118 25 Mg, 1 pepel bekas tablet remintal 5 atau Olanzapine 5 mg yang mengandung antidepresan.
"Kemudian, ada minuman dan masih ada sisanya waktu itu (jenis) vodka dan kita sudah ceks di lab dan juga ditemukan hasil otopsi ada di tubuh korban. Obat-obatan ada 36 butir kapsul ini. Jadi, ini obat mengandung anti depresi jadi biasa digunakan orang-orang depresi tinggi, itu menurut keterangan dokter," jelasnya.
Sementara, hasil autopsi korban di RSUP Sanglah Denpasar, pada tanggal 17 Januari 2022 sekitar pukul 08.43 Wita, dan jenazah diterima pada tanggal 13 Januari 2022 pukul 13.25 Wita.
"Alasan kematian korban dengan cara bunuh diri berdasarkan lokasi luka pada bagian tubuh yang terjangkau oleh korban.Gambaran luka yang berupa luka iris yang menunjukkan keragu-raguan, pakai yang menutupi luka tusuk tidak ikut robek, yang mengindikasikan pakaian disingkap pada saat luka tusuk terjadi," ujarnya.
Sementara, penyebab luka memar tersebut adalah kekerasan tumpul dan dari warnanya dapat diperkirakan waktu terjadinya luka tersebut 1 sampai 3 hari sebelum kematian .
Dalam peristiwa itu saksi pacar korban yang menemukan pertama kali. Saat itu, saksi pulang ke tempat korban dan menemukan pintu terkunci dari dalam. Namun, saat diintip saksi melihat korban sudah sekarat. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak ada indikasi pembunuhan. Di dalam (korban) tinggal sendiri dan mengunci rumah. Pacarnya itu di luar malah itu. Pas keluar, masuk pintu sudah terkunci dan kemudian diintip sedang sekarat dan dibawa ke rumah sakit dan meninggal di rumah sakit," ujarnya.
![]() |