Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyampaikan alasan banjir di sejumlah titik susah surut terjadi karena rob dan guyuran hujan ekstrem terjadi dalam waktu bersamaan. Sampai dengan Kamis (20/1) pukul 12.00 WIB, masih ada sembilan titik genangan di Jakarta.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto mengatakan, selain curah hujan ekstrem dan lebat, banjir rob di wilayah utara dan barat DKI Jakarta menjadi penyebab titik genangan di wilayah tersebut sulit surut.
"Petugas di lapangan bekerja sama ketika harus mengatasi banjir rob dan banjir dari curah hujan secara bersamaan di wilayah utara dan barat DKI Jakarta. Saat ini di Pintu Air Pasar Ikan sudah Siaga 4 sehingga air akan bisa mengalir ke laut dan pemompaan dilakukan kembali," kata Sabdo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan, intensitas dan curah hujan di sebagian wilayah Provinsi DKI Jakarta selama periode 18-19 Januari masuk kategori ekstrem, yaitu lebih dari 150 mm per hari.
"Jika curah hujan di bawah 100 mm per hari, kami memastikan titik genangan tidak akan lebih dari 6 jam. Sementara curah hujan sejak 18 Januari di atas 150 mm per hari," jelasnya.
Menurut Sabdo, BPBD dan pihak terkait juga sudah menyiapkan seluruh infrastruktur penanganan banjir sejak dini, seperti perahu karet, tenda pengungsian, logistik, dan lainnya, sehingga penanganan dampak hujan ekstrem bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, Sabdo juga mengklaim bahwa di sejumlah titik banjir surut dalam waktu kurang dari enam jam, meski curah hujan ekstrem.
"Namun, kembali turun hujan ekstrem pada 19 Januari menyebabkan kembali terjadinya genangan. Genangan akibat hujan ekstrem pada 18 Januari 2021 mampu ditangani dengan cepat, kurang dari enam jam, tetapi kembali turun hujan lebat pada 19 Januari 2022," ujarnya.
Lihat Juga : |
Sabdo menjelaskan kronologi hujan ekstrem dan lebat di wilayah DKI Jakarta sejak pukul 15.00 WIB, Selasa (18/1) yang menyebabkan titik genangan di 57 RT. Menurut dia, berkat kesigapan petugas di lapangan, hampir seluruh genangan itu surut dalam waktu kurang dari enam jam, hanya tersisa beberapa genangan di 2 RT pada pukul 21.00 WIB.
Kemudian, kembali turun hujan dengan intensitas tinggi pada pukul 00.30 WIB, Rabu (19/1) hingga menyebabkan luapan sungai. Hujan lebat tersebut menyebabkan kembalinya terjadi genangan di 102 RT pada pukul 15.00 WIB.
"Dari data di atas bahwa memang beberapa genangan telah surut karena sudah dilakukan penanganan oleh dinas teknis. Kemudian kembali terjadi hujan lebat sekitar pukul 00.30-02.30 WIB pada Rabu (19/1) yang menyebabkan luapan kali Semongol & Begog, ditambah adanya kenaikan air laut/rob yang mengakibatkan kembali terjadi genangan sejak pukul 03.00 WIB," jelas Sabdo.
Lihat Juga : |
Berdasarkan data BPBD pada pukul 12.00 WIB, Kamis (20/1), genangan saat ini ada di 9 RT atau 0,030 persen dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta.
Sebanyak 9 RT itu di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat dengan ketinggian 40 cm disebabkan curah hujan tinggi dan rob, serta luapan Kali Semongol.
Sampai saat ini masih ada pengungsi sebanyak 437 jiwa dari 141 KK. Sementara itu, pengungsi di Kelurahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat sebanyak 35 jiwa dari 22 KK.
"Kondisi genangan sedang ditangani oleh Dinas SDA, Damkar dan PPSU Kelurahan yang ditargetkan akan surut dalam waktu cepat," ujarnya.
(dmi/gil)