Jakarta, CNN Indonesia --
Satgas Penanggulangan Covid-19 mencatat DKI Jakarta jadi satu dari tiga provinsi yang menyumbang kasus konfirmasi baru infeksi virus corona terbanyak hari ini, Kamis (20/1). Per hari ini, Kemenkes mencatat ada 1.155 penambahan kasus positif di DKI usai sehari sebelumnya 1.012 orang.
Tertinggi kedua tambahan positif baru Covid adalah Jawa Barat (401) lalu disusul Banten (276 kasus). Sementara itu, terdapat lima provinsi di Indonesia mencatat penambahan kasus di atas 10 kasus dalam sehari.
Mereka yakni Jawa Timur 89 kasus, Bali 43 kasus, NTB 33 kasus, Jawa Tengah 31 kasus dan Kalimantan Timur 20 kasus, dan. Selanjutnya, 17 provinsi mencatatkan penambahan kasus di bawah 10 kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat pula sembilan provinsi lainnya mencatatkan nol penambahan kasus Covid-19 dalam hari ini. Sembilan provinsi nihil penularan baru itu di antaranya Aceh, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.
Di sisi lain, Satgas juga mencatat terdapat tujuh kasus kematian Covid-19 pada hari ini. Kematian itu tersebar di Jawa Barat dengan satu kasus. Sementara itu Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing tiga kasus.
Adapun data harian yang dirilis Kemenkes pada hari ini mencatatkan penambahan kasus corona baru sebanyak 2.116 dan kasus meninggal tujuh kasus. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 577 kasus.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.277.644 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 4.121.117 orang dinyatakan pulih, sementara 144.199 lainnya meninggal dunia.
Baca halaman selanjutnya, positivity rate di DKI.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat DKI Jakarta sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia dengan jumlah positivity rate alias rasio kasus warga terpapar virus corona (Covid-19) mingguan di atas 1 persen dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data milik Kemenkes per 18 Januari, terlihat rata-rata positivity rate dalam sepekan terakhir di DKI Jakarta telah mencapai 1,42 persen. Sementara 33 provinsi lainnya di bawah 1 persen.
Sebagai informasi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas minimal angka positivity rate kurang dari 5 persen. Apabila positivity rate suatu daerah semakin tinggi, maka kondisi pandemi di daerah tersebut memburuk sehingga perlu ditingkatkan kapasitas pemeriksaan Covid-nya.
Adapun cara menghitung positivity rate mingguan ialah dengan merata-rata hasil dari jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian dibagi dengan jumlah capaian testing dan dikalikan 100 persen.
Variabel pengetesan Covid-19 di Indonesia terkini dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban meminta temuan positivity rate yang mulai naik di Ibu kota RI itu menjadi landasan agar pemerintah kembali memperkuat sistem ketahanan pandemi Covid-19 seperti tahun lalu pascagelombang kedua.
"Sebetulnya Jakarta selalu lebih rendah positivity rate-nya dibanding provinsi lain. Namun, saat ini tak bisa dihindari akan jadi paling tinggi--notabene merupakan gerbang masuk," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Kamis (20/1). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.
"Saya yakin, kalau segala upayanya seperti 2021, Jakarta bisa menekan positivity rate-nya lagi, Amin," imbuhnya.
Sementara itu, provinsi yang menduduki posisi tertinggi kedua positivity rate di Indonesia adalah Banten dengan 0,81 persen. Dilanjutkan provinsi Jawa Barat dengan positivity rate sebesar 0,41 persen.
Kemenkes juga mencatat dua provinsi lainnya dengan positivity rate 0 persen: Sulawesi Barat dan Bengkulu.