Relawan Anies Baswedan, Geisz Chalifa menuding kritik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dilakukan untuk mengerek elektabilitas partai berlambang mawar itu.
Geisz kemudian menyamakan siasat itu dengan pendekatan yang ia lakukan ketika muda terhadap intelektual besar seperti Nurkholis Majid sehingga ia terlihat pintar.
"Ada noise dari PSI ya wajar-wajar saja mereka mau naik elektabilitas lewat mana? Kalau enggak lewat Anies lewat mana? Ya kita perlu nebeng lewat orang besar," kata Geisz dalam diskusi Anies-Giring Berbalas Sindiran di Ibu Kota yang digelar Total Politik di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurut Geisz, agar suara PSI didengar publik, partai berisi anak-anak muda itu 'menghajar' Anies. Geisz mengatakan, jika PSI memang benar-benar partai yang mencakup seluruh Indonesia, maka pihak yang dikritik adalah penguasa yang memiliki kuasa dan aparat negara seperti polisi dan tentara.
Sementara, kata Geisz, Anies tidak memiliki apapun, termasuk partai. Menurutnya, Anies hanya memiliki prestasi yang didapatkan selama empat tahun berturut-turut serta angka banjir dan kemacetan yang menurun.
"Partainya partai se-Indonesia, Partai Solidaritas Indonesia, substansinya partai seputaran ibu kota, substansinya," ujar Geisz.
Sebelumnya, PSI gencar mengkritik kinerja Gubernur Anies Baswedan. Kritik itu meliputi rencana gelaran Formula E, rumah DP 0 persen, program naturalisasi dan normalisasi sungai yang urung dilaksanakan, serta membangun trotoar.
Beberapa waktu terakhir, tensi PSI dengan Anies semakin memanas saat Ketua Umum PSI, Giring Ganesha mengunjungi lokasi pelaksanaan Formula E dan warga terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
(iam/sfr)