Curhat Warga Kampung Bambu Terancam Gusuran JIS: Rumah Ditandai Cat

CNN Indonesia
Senin, 24 Jan 2022 16:46 WIB
Warga Kampung Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara di sekitar Jakarta International Stadium (JIS) mengaku terancam digusur. Rumah mereka ditandai cat merah.
Warga Kampung Bambu Jakarta di samping JIS akan digusur. CNN Indonesia/ Syakirun Niam
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Kampung Bambu, Kelurahan Paponggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang terletak di sekitar Jakarta International Stadium (JIS) mengaku terancam digusur dalam beberapa bulan mendatang.

Salah satu warga Kampung Bambu, Feri (51) atau Bewok mengaku sudah didatangi pihak kelurahan untuk dilakukan pendataan. Selain itu, rumah-rumah warga juga sudah ditandai dengan nomor menggunakan cat berwarna merah.

"Berarti kalau sudah didata kan sudah jelas mau digusur. Sampai sudah dapat nomor kan, yang cat merah itu kan nomor," kata Feri saat ditemui CNNIndonesia.com, Senin (24/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga lainnya, Supardi (57) juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, warga setempat juga telah didata. Meski demikian, Supardi mengaku tidak tahu kapan penggusuran akan dilakukan.

Berdasarkan informasi yang beredar di antara warga, kata Supardi, kawasan tersebut ditargetkan harus bersih pada bulan Maret. Sebab, akan ada peresmian JIS pada April mendatang.

"Informasinya cuma gitu bulan 3 harus sudah habis semua karena bulan 4 ada peresmian stadion," kata Supardi.

Sebagai informasi, Kampung Bambu terletak di sebelah utara JIS dan Kampung Bayam yang sudah lebih dahulu digusur. Lokasinya terapit Jalan R. E. Martadinata dan rel kereta api.

Meski demikian, baik Feri maupun Supardi mengaku belum mendapatkan informasi berapa nominal ganti rugi yang akan mereka terima. Mereka juga belum mendapatkan arahan kapan harus mulai mengosongkan lahan.

"(Uang) Penggantinya kapan, nominalnya berapa ya belum ada tembusan. Cuma hanya kemungkinan ada penggantian, entah dia semacam kerahiman atau gimana," tutur Feri.

Feri mengatakan, di Kampung Bambu terdapat hampir 200 kepala keluarga (KK). Menurutnya, warga tidak bisa menolak digusur karena mereka sadar tinggal di atas tanah milik pemerintah.

Hanya saja, kata Feri, warga berharap mereka mendapatkan ganti rugi dengan nominal yang sama seperti warga Kampung Bayam. Sebab, warga Kampung Bambu membutuhkan biaya untuk pindah dan mencari tempat tinggal baru.

"Sekarang tanah ini kan tanah pemerintah, ya kita harus sadar diri lah, ini memang sudah mau dipakai, mau diapain. Cuma ya dipikirkanlah, boleh dikata jangan kayak mengusir kambing aja, 'sudah keluar kandang lu, cari makan sendiri-sendiri," kata Feri.

"Kita juga belum tahu nominalnya berapa, maunya kayak Kampung Bayam, disamakan kayak Kampung Bayam dapatnya," imbuhnya.

Warga Kampung Bambu, Kelurhaan Paponggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Feri mengatakan pihak kelurahan sudah melakukan pendataan guna dilakukan penggusuran, Senin (24/1).Warga Kampung Bambu, Kelurhaan Paponggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Feri mengatakan pihak kelurahan sudah melakukan pendataan guna dilakukan penggusuran, Senin (24/1).

Sementara itu, Supardi mengatakan warga Kampung Bambu belum memiliki tempat hunian lain. Di saat yang sama, mereka tidak memiliki pemasukan tetap karena beberapa pekerjaan warga serabutan.

Karena itu, kata Supardi, jika pemerintah menggusur Kampung Bambu warga akan kebingungan mencari tempat tinggal.

"Ini satupun belum ada yang punya tempat di tempat yang lain. Jadi bingung juga nantinya kalau misal dari pemerintah nggak ada kebijaksanaan untuk warga nanti mau lari ke mana," tuturnya.

Sebelumnya, Ada 627 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Bayam yang terdampak proyek JIS dan dijanjikan santunan. Pemilik bangunan rencananya bakal diberikan santunan sekitar Rp28-40 juta, sementara pengontrak sekitar Rp4-6 juta secara bertahap.

Namun, negosiasi antara Jakpro dan warga tidak berjalan mulus. Tak semua warga mau membuat rekening untuk proses pencairan dana santunan. Dari total sekitar 627 KK, ada 50 KK yang keberatan untuk membuat rekening. 

(iam/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER