Jerit Warga Gusuran Jakarta International Stadium: Santunan Tak Merata

CNN Indonesia
Senin, 24 Jan 2022 15:54 WIB
Tak sedikit warga Kampung Bayam belum mendapat santunan dengan nominal yang dijanjikan usai terdampak pembangunan Jakarta International Stadium.
Warga di Kampung Bayam, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (CNN Indonesia/ Syakirun Niam)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah warga Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara yang tergusur karena pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) disebut belum mendapatkan uang santunan.

Ketua kelompok Agro Wisata Edutainment Kampung Bayam Madani, Muhammad Furqon mengaku tidak mengetahui mengapa beberapa kepala keluarga (KK) di kelompoknya belum mendapatkan santunan.

Sebagai informasi, kelompok ini bernama Urban Farming. Setelah mendapatkan pendampingan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI, kelompok tersebut bernama Agro Wisata Edutainment Kampung Bayam Madani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya yang mengakibatkan enggak rata itu seperti saudara-saudara kami yang 50 KK dan 14 KK itu ada yang terdata atau salah sata wallohu a'lam (hanya Allah yang tahu)," kata Furqon saat ditemui di hunian sementara, Jalan Tongkol, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (24/1).

Sebanyak 50 KK warga Kampung Bayam yang tergabung dalam Urban Farming direlokasi ke hunian sementara di kawasanJalan Tongkol, Penjaringan.

Pada kesepakatan awal mereka dijanjikan mendapatkan uang santunan senilai Rp6 juta bagi penyewa kontrak. Sementara warga yang memiliki bangunan mendapatkan ganti uang dengan nominal yang berbeda-beda.

Namun dalam pelaksanaannya, beberapa KK warga Kampung Bayam tidak mendapatkan santunan itu. Padahal, mereka sudah mengurus administrasi dan melampirkan foto rumah sebagaimana diminta pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Ya bagaimanapun kita ke pihak Jakpro sudah disuruh foto tempatnya ya itu sampai nggak terdata," ujarnya.

Furqon mengatakan bahwa santunan terdapat 13 KK yang tidak mendapatkan santunan dengan merata. PtT Jakpro kemudian memberikan uang Rp50 juta untuk dibagikan kepada 13 KK tersebut.

"Itu disatukan sebesar 50 juta, jadi yang 13 KK dibagi, jadi ada beberapa yang belum menerima buku rekeningnya. Karena ada permasalahan yang punya rumah dihitung pengontrak," ungkap Furqon.

Wakil Ketua Kelompok Agro Wisata Edutainment Kampung Bayam Madani, Fadil mengungkapkan dalam kesepakatan sebelumnya setiap KK warga Kampung Bayam mendapatkan santunan.

Namun, kenyataannya, beberapa KK yang tinggal satu rumah dengan orang tuanya tidak mendapatkan santunan. Sementara, beberapa KK lain yang tinggal satu rumah dengan orang tuanya mendapatkan santunan.

"Simon anaknya Bapak Daud itu pun tinggal bersama, difoto rumahnya aja, sampai sekarang nggak ada dapat resume," tutur Fadil.

"Tapi ada satu rumah, 4 KK, 3 KK dibayar semua ada. Berarti namanya nggak berkeadilan kan, yang dijanjikan sudah begini begitu, kita sudah usahakan tapi ya begitulah," imbuhnya.

Sementara itu, Furqon mengungkapkan pihaknya sudah meminta ke pihak PT Jakpro. Namun, upayanya belum membuahkan hasil. Menurut Furqon, pihaknya hanya memiliki permohonan.

"Sudah beberapa kali kita coba, cuma ya kita ka hanya memiliki permohonan, yang berwenang kan yang memberikan uang, kalau yang punya uang," ujar Furqon getir.

Kilas Balik Janji Anies

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER