Advokat Azam Khan meminta maaf kepada masyarakat Kalimantan usai melontarkan penyataan 'hanya monyet' dalam sebuah video yang membahas tentang pemindahan ibu kota negara (IKN) baru viral di media sosial.
"Kalau dianggap misleading, dianggap ke arah penghinaan, saya selaku orang Islam minta maaf. Dianggap khilaf salah saya minta maaf," kata Azam dalam sebuah video yang diterima Senin (24/1). CNNIndonesia.com sudah diperbolehkan untuk mengutip video tersebut.
Azam menjelaskan celetukan itu terlontar dalam sebuah jumpa pers bersama Edy Mulyadi yang membahas mengenai pemindahan Ibu Kota Negara. Video itu turut di unggah ke media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video itu, Edy sempat bertanya soal tempat tinggal Azam yang posisinya tengah duduk persisi di sampingnya. Azam menjawab bahwa tinggal di Jakarta Pusat.
"Mana mau dia tinggal Gunung Sari pindah ke Kalimantan, Penajam sana, untuk beli rumah di sana. 'Gua mau jadi warga ibu kota baru'," ujar Edy timpali jawaban Azam.
Azam terlihat menggeleng-gelengkan kepala saat ditanya soal hal itu. Dia lantas celetuk kata 'hanya monyet' ketika Edy menyampaikan pernyataannya.
Azam mengatakan konteks celetukan itu karena lahan IKN itu kini masih berbentuk hutan belantara. Ia juga mengatakan celetukan Monyet itu menggambarkan dirinya sendiri.
"Saya berpendapat hanya monyet. Maksudnya diri saya itu. Itu menggambarkan diri saya. Karena hutan luas. Ini demi Allah demi Rasul. Saya tak menghina orang Kalimantan. Kalau saya menghina orang Kalimantan mudah-mudahan Allah turunkan bala besar untuk saya," kata dia.
Azam mengklaim pernyataan itu tak berniat untuk merendahkan orang lain dan bukan untuk mendiskriminasi orang Kalimantan.
"Jika itu terbersit di otak saya mudah-mudahan Allah membalas saya. Ini tak ada sama sekali," tambahnya.
Imbas celetukan itu, media sosial Twitter menampilkan tagar #WargaKalimantanBukanMonyet. Tagar itu sempat memuncaki trending topik.