Jakarta, CNN Indonesia --
Lonjakan kasus Covid-19 terus membayangi Indonesia setelah jumlah pasien terinfeksi varian Omicron tembus hingga 1.626 kasus per hari ini, Senin (24/1).
Sat kasus Omicron terus bertambah, pemerintah belum mengkaji opsi lockdown atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk mencegah lonjakan Covid-19. Kegiatan dan aktivitas masyarakat terus dilakukan dengan syarat patuh pada protokol kesehatan.
Selain itu, ancaman Covid-19 pada anak-anak juga semakin meningkat seiring dengan berjalannya pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pakar kesehatan pun mewanti-wanti potensi lonjakan kasus dan peningkatan tingkat keterisian rumah sakit.
Berikut CNNIndonesia.com merangkum informasi seputar Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Tempat Karantina Umrah
Anggota DPR Komisi VIII Yandri Susanto mengaku sudah ada kesepakatan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menggunakan Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, sebagai pusat karantina jemaah umrah dari Arab Saudi.
"Pada raker dengan BNPB minggu lalu, Komisi VIII mengajukan kesepakatan dengan BNPB. Alhamdulillah asrama haji disetujui sebagai tempat karantina terpusat bagi jemaah umrah yang baru pulang dari Arab Saudi," ujar Yandr dalam raker Komisi VIII dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Senin (24/1).
Sistem Kesehatan Nasional Bisa Kewalahan
Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan khawatir sistem kesehatan Indonesia kewalahan karena kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Erlina mengatakan akan terjadi lonjakan pasien Covid-19 dalam waktu dekat jika pemerintah tidak melakukan mitigasi penularan Covid-19 dan penguatan sistem kesehatan untuk menghadapi pasien di rumah sakit.
"Kami dari PDPI khawatir jika kondisi ini tidak terkendali artinya peningkatan terus terjadi, lonjakan terus terjadi, bisa jadi ini menyebabkan sistem kesehatan Indonesia kewalahan karena sebagian dari mereka perlu perawatan," kata Erlina dalam webinar, Senin (24/1).
PPKM Level 2 Jabodetabek
Pemerintah pusat konsisten pada ketetapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 untuk wilayah aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Hal itu tetap dijalani meski diketahui wilayah DKI Jakarta masuk dalam asesmen level 3.
"Namun dalam melakukan asesmen level PPKM, pemerintah secara konsisten memperlakukan DKI sebagai satu kesatuan wilayah aglomerasi. Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2," kata Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
20 Pasien Omicron Butuh Oksigen
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hanya 20 dari sekitar 1.626 pasien Covid-19 varian Omicron di Indonesia yang membutuhkan perawatan menggunakan tabung oksigen.
Hal itu berbeda dengan periode gelombang kedua Covid-19 akibat varian delta. Saat itu diketahui kebutuhan pasien terhadap tabung oksigen meningkat tajam akibat banyak kasus sesak napas.
"Kami laporkan dari 1.600 yang kena Omicron, yang dirawat butuh oksigen cuma 20 dan yang wafat 2. Ini masih jauh dari kasus Delta," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (24/1).
Bersambung ke halaman berikutnya...
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksinasi dosis ketiga atau booster di kawasan Jabodetabek akan dipercepat lantaran penyebaran kasus Omicron di daerah itu tinggi.
"Karena paling banyak Omicron terjadi di Jakarta dan Jabodetabek, dalam dua, tiga minggu ke depan kita akan percepat vaksin booster," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (24/1).
Budi juga menyiapkan tempat tidur sebagai langkah penguatan di rumah sakit. Saat ini 80 ribu tempat tidur tersedia dan masih bisa ditambah jika diperlukan.
Pemerintah Tak Berencana Hentikan PTM
Pemerintah memastikan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 100 persen di sekolah akan tetap berlanjut, meski penyebaran virus corona (Covid-19) varian Omicron melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Pemerintah menilai belum ada kejadian luar biasa dalam penyebaran varian Omicron.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, setiap kebijakan yang diambil pemerintah terkait penanganan penyebaran varian Omicron harus selalu tepat dan terukur. Ia memastikan pemerintah selalu menggunakan data untuk menganalisa dan memprediksi kondisi pandemi.
"Sampai hari ini pembelajaran tetap dilaksanakan. Kalau ada hal-hal yang luar biasa akan diambil keputusan tersendiri. Jadi kita tidak ada rencana untuk menghentikan tatap muka, sekolah tatap muka," ujar Luhut.
Omicron Bisa Picu Lonjakan Kematian
Luhut mengatakan penularan Covid-19 varian Omicron bisa menyebabkan kasus kematian yang tinggi.
Hal itu bisa terjadi ketika rumah sakit tidak mampu melakukan penguatan dan antisipasi. Luhut mengaku telah memastikan rumah sakit di Indonesia siap menghadapi lonjakan.
"Mengenai bahaya Omicron ini kita juga tidak boleh anggap enteng. Kita belum tahu juga apakah ini nanti bisa timbulkan kematian. Bisa menimbulkan kematian banyak kalau rumah sakit kepenuhan. Itu yang kita jaga," ungkap Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Senin (24/1).
Wanti-wanti Lonjakan Covid-19 Jawa-Bali
Pemerintah mengakui kasus harian Covid-19 di Jawa-Bali mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Hal tersebut dikatakan oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Saat ini angka Rt sudah capai 1, berkaca dari trajectory di Afrika Selatan, kasus akan meningkat," ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring, Senin (24/1).
"Namun satu hal yang kami temukan, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang kami lakukan dengan menggunakan trayektori Afrika Selatan. Menurut kami, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan menjadi faktor pembeda," imbuh Luhut.
PTM Diminta Ditunda
Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan meminta pemerintah menunda kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 pada anak-anak.
"Saya beranggapan bahwa anak sekolah usia 6-11 tahun belum banyak divaksin. Mereka adalah kelompok rentan, dan rentan sekali terinfeksi," kata Erlina dalam webinar, Senin (24/1).
"Saran saya tolong ditinjau ulang PTM terutama untuk anak-anak di bawah 12 tahun, karena saat ini ada peningkatan kasus Covid-19," sambung dia
Total Omicron 24 Januari 1.626 Kasus
Kemenkes mencatat jumlah kasus positif Covid-19 varian Omicron mencapai 1.626 kasus hingga Senin (24/1). Dari angka tersebut sebanyak 1.019 kasus merupakan transmisi dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), 369 kasus non PPLN, dan 238 kasus masih diselidiki secara epidemiologis.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Siti Nadia Tarmizi mengatakan angka kasus Omicron bertambah sebanyak 257 orang sejak data terakhir pada Sabtu (22/1). Pada Sabtu (22/1) tercatat ada 1.369 kasus konfirmasi Omicron.