Polisi Kumpulkan Tokoh Adat Usai Bentrok Dua Kelompok di Sorong
Polisi berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat untuk mencegah bentrokan susulan pasca pembakaran tempat Karaoke di Kota Sorong, Papua Barat pada Selasa (25/1).
"Polda jajaran langsung berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mencegah tidak ada aksi balasan atau aksi lainnya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi.
Dedi mengatakan bahwa Polda Papua Barat telah melakukan pertemuan kepada perwakilan kedua kelompok yang bertikai hingga menyebabkan belasan orang meninggal dunia.
Polisi, kata dia, meminta agar setiap kelompok tidak melakukan aksi lanjutan yang melanggar ketentuan aturan hukum yang berlaku.
"Polsek Sorong Timur telah melakukan pertemuan antara kelompok," ujar Dedi.
Dedi memastikan pihaknya bakal menyelidiki perkara tersebut hingga tuntas. Pasalnya, dalam insiden itu terdapat 19 orang meninggal dunia. Satu diantaranya tewas karena dibacok.
"Penyelidikan melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk memproses tuntas kasus kejadian ini. Lalu jajaran juga menggelar olah tempat kejadian perkara (tkp)," ucap Dedi.
Ia menjelaskan bahwa saat ini polisi tengah melakukan pencarian terhadap pelaku dan aktor intelektual dari bentrokan tersebut.
"Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap aktor intelektual dan pelaku dari dua kelompok tersebut," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan mengatakan bahwa ada 11 korban yang gagal dievakuasi pasca kebakaran itu.
Ia menyebutkan bahwa semula pihaknya menduga bahwa semua orang yang berada di dalam karaoke Doubel0 tersebut sudah dievakuasi. Namun ternyata, tim pemadam kebakaran masih menemukan korban meninggal dunia akibat terjebak di dalam ruangan.
Ary pun mengatakan bahwa pertikaian itu terjadi lantaran salah paham antara dua kelompok warga asal Maluku di tempat karaoke itu.
(isn)