Nestapa Warga Tuban Jual Tanah: Dulu Miliarder, Kini Pengangguran

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jan 2022 15:50 WIB
Ilustrasi kampung miliarder Tuban kini berbanding terbalik. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kisah bahagia warga Wadung, Jenu, Tuban yang menjadi miliarder dadakan usai ramai-ramai menjual tanahnya untuk pembangunan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) kilang Grass Root Refinery (GRR) ternyata tak berlangsung lama.

Setelah 2 tahun berlalu, keadaan warga di kampung miliarder itu kini berbanding terbalik.

Para warga mengaku resah karena lahan ladang dan sawah yang selama ini menghidupi mereka kini sudah tak ada lagi. Sementara mereka pun sudah berganti profesi. Namun pekerjaan baru yang mereka geluti tak mudah hingga tak sedikit warga yang menganggur.

"Ada cerita ini, tapi mohon maaf namanya lupa, orangnya memang tulen petani. Tanah yang ditempati dan rumahnya ikut dijual. Uangnya dipakai beli tanah lagi di Wadung sini dan buat rumah, itu uangnya malah habis. Dan terpaksa rumah yang dibangun ini dijual kembali dan memilih beli tanah dengan ukuran rumah diperkecil," tutur Ketua Paguyuban Karang Taruna Ring 1 Proyek GRR, Ghoni mengutip detikcom, Selasa (26/1).

Ghoni menyebut memang rumah warga di ring satu proyek kilang Tuban terlihat megah dan mewah. Tapi warganya tetap butuh pekerjaan bagi yang masih menganggur.

"Kalau Wadung disebut kampung miliarder itu bagi saya kok kurang pas. Ya karena dulunya orang punya rumah dijual dibelikan rumah lagi ya hanya pas untuk itu," kata Ghoni.

Desa Wadung yang terdiri dari empat dusun itu, yang kena pembebasan tanahnya pada waktu itu sedikit. Mereka kebanyakan warga dusun Tadahan, Wadung, dan Boro Wadung.

Kemarin, kata Ghoni, warga ikut berunjuk rasa menagih janji dari pihak pertamina yang disebut menjanjikan warga yang telah menjual tanahnya akan mendapat pekerjaan di proyek.

Tetapi, kata Ghoni, yang terjadi malah banyak pemuda desa yang sudah menyerahkan berkas lamaran malah seakan dipersulit dengan aturan yang ada.

"Ya ada yang sudah kerja saat dulu awal butuh security, tapi juga tak lebih dari 30 orang. Bahkan saat ini ada warga ring 1 yang sudah nyerahkan berkas lamaran tapi banyak yang dipersulit dengan aturan," kata Ghoni.

"Beberapa warga yang nganggur ini dulu jadi petani, buruh tani ke warga yang punya lahan luas. Tapi saat ini jangankan jadi petani, jadi buruhnya petani sudah tak bisa, karena lahannya sudah dijual," tambahnya.

Bahkan menurut Ghoni, ada salah satu warga di desanya yang dulu tanah dan rumahnya dijual ke proyek kilang minyak dan berharap bisa untung. Namun yang terjadi malah sebaliknya.

Sebelumnya, warga Tuban yang mendadak menjadi 'miliarder' dan membeli mobil mewah kini mengaku mulai kehabisan uang. Salah satu pasangan yang mendapat 'uang kaget' sebesar Rp17 miliar, Ali Sutrisno dan Siti Nurul kini tinggal memiliki uang sekitar Rp50 juta.

"Karena yang dapat banyak itu Pak Ali, itu kayaknya dapat Rp17 miliar kalau tidak salah, kemarin diwawancarai lagi sisa Rp50 juta," kata kontributor Insert, dikutip dari InsertLive, Selasa (6/4).

Namun, kontributor Insert belum bisa menggali banyak informasi pasalnya pasangan itu sudah enggan diwawancara.

"Kalau yang istrinya itu sudah tidak mau diwawancarai. Awalnya itu istrinya yang diwawancarai, setelah itu baru Pak Ali yang kita wawancarai," ujarnya.

Mayoritas petani di Tuban sebelumnya melepas tanahnya sekitar Rp600 ribu-Rp800 ribu per meter atas pembebasan lahan dari Pertamina untuk proyek New Grass Root Refinery (NGRR).

Kepala Desa Sumurgeneng, Gianto kala itu mengatakan terdapat 225 warga yang menerima pembayaran atas pembebasan lahan tersebut. Saat itu, transaksi penjualan tanah tertinggi mencapai Rp25 miliar. Kegembiraan warga tersebut lantas diekspresikan dengan membeli mobil mewah bersama-sama.

Mobil yang dibeli berasal dari berbagai merek dan kelas mulai Sport Utility Vehicle (SUV) hingga kendaraan niaga berupa pikap kecil. Video aksi borong mobil tersebut seketika viral dan menjadi perbincangan warganet di Media Sosial pada pertengahan Februari lalu.

Baca berita selengkapnya di sini.

(tim/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK