Tuntut Arteria dan MKD Datang, Pedemo DPR Atraksi Debus Pakai Golok
Ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat melakukan aksi debus dalam demonstrasi menuntut pemecatan Anggota DPR Arteria Dahlan.
Aksi di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (27/1), ini merupakan lanjutan rangkaian protes terhadap pernyataan Arteria yang dianggap merendahkan budaya dan bahasa Sunda.
Mulanya, massa yang terdiri dari Aliansi Sunda Karawang, Bogor, Depok, dan Sumedang tersebut bergiliran melakukan orasi menggunakan bahasa Sunda menuntut Arteria Dahlan keluar menemui massa aksi. Setelahnya, massa melakukan aksi debus dengan tetap melanjutkan orasinya.
Tidak hanya itu, massa juga meminta Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR menemui mereka. Sekitar 500 anggota massa tersebut menuntut pemecatan Anggota DPR Fraksi PDI-Perjuangan itu.
"Mahkamah Kehormatan Dewan keluar temui kami, atau Arteria Dahlan, temui kami. Keluar! Kami sudah menunggu kalian," seru seorang orator melalui pengeras suara.
"Kami yang tersakiti oleh mulut Arteria Dahlan, keluar temui kami!" sambung orator tersebut.
Tak berselang lama dari orasi, perwakilan massa aksi melalukan debus. Seorang pria paruh baya mengeluarkan golok yang tersimpan di celananya.
Setelah itu, dia menguji ketajaman golok dengan memotong ujung rambutnya. Selanjutnya, sang bapak menggoreskan golok tersebut ke kulit pipi dan tetap melanjutkan atraksinya.
Begitu atraksi usai, massa bersorak sorai menggaungkan "Budaya Sunda!" berulang kali. Beberapa tarian juga dilakukan oleh perwakilan massa aksi lainnya.
Berdasar pantauan CNNIndonesia.com, massa aksi terlihat seragam mengenakan pakaian hitam, kebaya, dan atribut khas Sunda lainnya.
Koordinator Aliansi Sunda Karawang, Nace Permana, mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan aliansi masyarakat Sunda lainnya dan diperkirakan aksi hari ini akan diikuti oleh sekitar 500-1000 lainnya.
Menurutnya, aksi ini akan diikuti oleh Aliansi Sunda Karawang, perwakilan dari masyarakat Sunda Bogor, Depok, sekaligus Sumedang.
"Kita ada dari Karawang, Bogor, Sumedang, dan Depok kabarnya akan menyusul. Kurang lebih akan ada 500 massa," kata Nace pada wartawan, Kamis (27/1).
Aksi kali ini merupakan gabungan dari masyarakat, seniman, budayawan, sertai berbagai komponen masyarakat Sunda lainnya.
Ditemui di lokasi demo, Kapolsek Tanah Abang AKBP Haris Kurniawan mengungkapkan ada 150 personel gabungan yang berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, Polsek Tanah Abang dan Brimob, yang mengawal aksi tersebut.
"Kurang lebih ada 150 petugas dari Brimob, Polres Jakarta Pusat, Samapta Polda Metro Jaya, Samapta Polsek Tanah Abang," ujarnya, Kamis (27/1).
Sehari sebelumnya, Masyarakat Penutur Bahasa Sunda yang juga telah menggelar aksi serupa, turut melaporkan Arteria ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Laporan itu telah diterima anggota MKD DPR dari Fraksi PKB, Maman Imanulhaq dan anggota MKD dari Fraksi PPP, Asep Ahmad Maoshul Affandy. Mereka meminta MKD memeriksa dan mengadili Arteria agar polemik yang membawa Bahasa Sunda menjadi terang benderang dan publik tahu apakah Arteria telah melanggar kode etik atau tidak.
Pernyataan Arteria yang memancing polemik itu sebelumnya disampaikan dalam rapat Komisi III DPR dengan Jaksa Agung pada Senin (17/1). Kepada Jaksa Agung, Arteria meminta agar oknum Kepala Kejati dipecat karena berbahasa Sunda dalam rapat.
Sejauh ini, DPP PDIP enggan memenuhi permintaan untuk memecat Arteria.
(cfd/arh)