Edy Mulyadi Pakai Iket Sunda saat Bicara Kalimantan, Warga Adat Marah

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jan 2022 17:46 WIB
Majelis Agung Adat Sunda tak terima terlapor kasus ujaran kebencian soal Kalimantan, Edy Mulyadi, mengenakan iket Sunda.
Aktivis medsos Edy Mulyadi diprotes masyarakat adat Sunda akibat pemakaian ikat kepala. (Foto: CNN Indonesia/Michael Josua Stefanu)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pupuhu Dewan Karatuan Majelis Agung Adat Sunda, Ari Mulia Subagdja, mengaku marah karena aktivis media sosial Edy Mulyadi mengenakan iket Sunda saat melontarkan pernyataan yang dianggap menghina warga Kalimantan Timur.

"Secara khusus kami juga ikut marah terhadap sikap Edy Mulyadi karena mengenakan iket kepala yang merupakan atribut adat masyarakat Sunda saat dia menyampaikan kata-kata yang menyakitkan terhadap saudara kami dari suku Dayak," kata Ari dalam keterangan video di akun Twitter @Lady_Zeebo, Selasa (25/1).

Dia juga mengaku ikut merasakan kemarahan warga Kalimantan khususnya suku Dayak yang tersinggung dengan pernyataan Edy Mulyadi. Menurutnya, pihak Majelis Adat Sunda perlu menegur Edy atas kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya selaku pupuhu agung atau Ketum Dewan Karatuan Majelis Adat Sunda dan atas nama masyarakat adat Sunda ikut marah dan merasakan getar batin saudara-saudara kami di Kalimantan. Khususnya masyarakat adat Dayak yang perasaan kolektifnya terciderai oleh pernyataan Edy Mulyadi dkk," ucap Ari.

"Kami atas nama Majelis Adat Sunda merasa perlu menegur saudara Edy Mulyadi yang telah menggunakan atribut adat Sunda saat melukai hati saudara kami masyarakat adat Dayak," sambung dia.

Sebagai informasi, Edy Mulyadi dilaporkan puluhan warga Kalimantan Timur akibat polemik pernyataannya yang mengkritik Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Dalam sebuah video singkat yang beredar di media sosial, Edy menyebut bahwa wilayah Kaltim sebagai 'tempat jin buang anak' sehingga aneh jika ibu kota pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Dia juga menyebut bahwa segmentasi orang-orang di Kaltim adalah 'kuntilanak' hingga 'genderuwo'.

Pernyataan itu kemudian menjadi viral di media sosial. Ia pun dilaporkan ke Polda Sulawesi Utara (Sulut) oleh kader Partai Gerindra bernama Conny Lolyta Rumondor. Polisi kini tengah menyelidiki perkara tersebut.



(mln/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER