Kapasitas Rumah Sakit Jakarta Belum Capai Tingkat Maksimal

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 23:57 WIB
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan tingkat kapasitas tempat tidur rumah sakit Covid-19 belum mencapai tingkat maksimal.
Kapasitas Rumah Sakit Jakarta Belum Capai Tingkat Maksimal (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan, tingkat kapasitas tempat tidur rumah sakit Covid-19 belum mencapai tingkat maksimal. Saat ini, DKI baru menyediakan 3.900 tempat tidur untuk merawat pasien virus corona (Covid-19).

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan kapasitas maksimal tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 di Jakarta adalah 11.000.

"Jadi saat ini data ketersediaan rumah sakit atau tempat tidur ada 3.900 tempat tidur untuk isolasi dan 611 untuk ICU. Keterisiannya dari 3.900 terisi 45 persen, spare-nya masih lebar," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Kamis (27/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian itu belum kapasitas maksimal, karena kapasitas maksimal itu bisa sampai 11 ribu (tempat tidur) lebih seperti yang tahun lalu," imbuhnya.

Lihat Juga :

Widyastuti menambahkan, pihaknya terus memantau perkembangan BOR (bed occupancy rate) di sejumlah rumah sakit. Menurutnya, dari 91 rumah yang sudah menginput data di sistem, dari sekitar 1.700 pasien yang dirawat di rumah sakit, sebanyak 39 persen berjalan ringan, kemudian 9 persen tidak bergejala sama sekali.

Terkait hal itu, Widyastuti kemudian menyinggung regulasi dari Kementerian Kesehatan yang menyatakan bahwa pasien tanpa gejala maupun yang bergejala ringan sebaiknya tidak dirawat di rumah sakit. Sementara, dari data di atas menunjukkan masih ada pasien yang tidak bergejala dirawat di rumah sakit.

"Sehingga dari 45 persen yang dirawat di RS sebenarnya masih ada bocor yang ringan dan asimtomatik sekitar 48 persen dari 45 persen tadi hampir separuhnya asimtomatik dan ringan," paparnya.

Oleh karena itu, Widyastuti meminta warga untuk tidak panik apabila terpapar virus corona dan langsung ke rumah sakit. Menurut dia, pemerintah pusat juga tengah menyiapkan fasilitas telemedicine untuk membantu isolasi mandiri.

"Ini yang tentunya perlu diinformasikan kepada warga bahwa jangan panik, sedang disediakan platform telemedicine untuk yang tidak bergejala atau bergejala ringan, bisa isoman atau nanti disortir yang sedang disiapkan," jelas Widyastuti.

Sementara itu, terkait pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Abraham Wirotomo yang menyatakan warga mulai sulit mencari rumah sakit, Widyastuti menyebut hal itu akan menjadi catatan.

"Tentu ini menjadi catatan bersama-sama, saya akan cek sebenarnya apakah penyebarannya atau apa. Karena pada dasarnya ada 140 dari 194 yang siap memberikan layanan," kata Widyastuti.

Pasien Omicron Disarankan Isolasi Mandiri

Widyastuti menambahkan, untuk pasien virus corona varian Omicron juga disarankan untuk isolasi mandiri, tanpa harus dirawat ke rumah sakit. Hal ini sesuai dengan regulasi Kementerian Kesehatan.

Menurut dia, dari beberapa jurnal medis internasional, gejala pasien varian Omicron tidak seberat pasien varian Delta.

"Jadi seperti beberapa pemberitaan dan jurnal-jurnal medis yang ada bahwa kasus Omicron tidak seberat varian Delta, sehingga atas regulasi yang baru dari Kemenkes untuk asimtomatik dan ringan bisa isoman, sudah disiapkan telemedicine," jelasnya.

Selain pengawasan dari telemedicine, Widyastuti menegaskan pihaknya juga bekerja sama dengan puskesmas dan satgas dari tingkat RT untuk membantu memantau isolasi mandiri.

"Artinya mulai dari keluarga, satgas RT, tim kesehatan dan bahwa varian hampir 80-90 persen hasil WGS di DKI itu Omicron. Sisanya belum keluar hasilnya atau varian yang lain. Nah mengerucut dari berbagai jurnal-jurnal bahwa Omicron tidak seberat varian lain dan diinfokan bahwa tidak langsung mengenai paru-paru," ujarnya.

"Ini gejalanya lebih ringan. Dengan harapan, dengan istirahat cukup, memenuhi prokes yang baik, pastikan vaksinnya sudah tercukupi dengan benar, diharapkan seandainya kena itu tidak menimbulkan OTG atau ringan saja, Insya Allah sembuh," ucapnya.

(dmi/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER