Kasus konfirmasi positif Covid-19 mulai mengalami peningkatan dalam sepekan. Peningkatan itu ditengarai disebabkan oleh karakteristik varian Omicron yang cepat menular dan menyebabkan kenaikan kasus secara eksponensial.
Di tengah kondisi lonjakan kasus itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar sejumlah pemerintah daerah mengevaluasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 1 FEBRUARI Indonesia Resmi Masuk Gelombang Ketiga, Kasus Covid Tembus 16 Ribu |
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendapatkan sejumlah komplain dari Warga Negara Asing (WNA) yang menjalani masa karantina setibanya di Indonesia. Jokowi kemudian mengistruksikan Kapolri agar mengusut dugaan permainan karantina di pintu-pintu masuk Indonesia.
Adapun masa karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) di Indonesia yang semula 7 x 24 jam kini dipangkas menjadi 4 x 24 jam, lantaran menyesuaikan dengan masa inkubasi varian Omicron yang dinilai lebih cepat.
"Saya masih mendengar dan ini saya minta Kapolri untuk mengusut tuntas permainan yang ada di karantina. Sudah, karena saya sudah mendengar dari beberapa orang asing komplain ke saya mengenai ini," kata Jokowi dalam pengantar yang dikutip dari situs Sekretariat Kabinet RI, Selasa (1/2).
Presiden Jokowi meminta pelaksanaan PTM di tiga provinsi penyumbang kasus aktif virus corona terbanyak yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten segera dievaluasi.
Pemerintah dalam beberapa pekan terakhir mulai mengidentifikasi kasus Covid-19 yang menyasar siswa hingga guru. Sementara pelaksanaan PTM terbatas di sejumlah kota masih berkapasitas 100 persen.
"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," kata Jokowi dalam pengantar yang dikutip dari situs Sekretariat Kabinet RI, Selasa (1/2).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim lonjakan kasus virus corona dalam sepekan terakhir terjadi karena pemerintah menambah kuota surveilans seperti testing dan tracing di daerah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga tak menampik positivity rate Indonesia kembali naik, terutama dampak dari transmisi varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron.
"Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65 persen. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing," kata Nadia dikutip dari situs resmi Kemenkes, Selasa (1/2).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan pasien terpapar virus corona di Ibu Kota masih relatif sedikit.
Dengan kondisi itu, Anies mengklaim pemerintah provinsi masih belum melakukan pengetatan pada sektor tertentu. Ia menambahkan, seluruh keputusan terkait regulasi penanganan Covid-19 berpedoman pada jumlah keterisian rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
"Saat ini situasinya masih bisa terlihat, dibilang, secara jumlah masih relatif agak kecil. Nah, kita pantau ke depan, tapi tidak menutup semua kemungkinan," kata Anies saat mengunjungi rumah ibadah Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio, Palmerah, Selasa (1/2).