Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengusulkan agar dibangun museum tentang perbuatan Israel ke warga Palestina ketimbang dibangun Museum Holocaust di Indonesia.
Hal itu ia sampaikan merespons pendirian museum dan pameran Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara oleh komunitas Yahudi di tempat tersebut.
Anwar menilai Museum tentang kekejian Israel ke Palestina lebih penting bagi warga Indonesia. Sebab, kehadiran museum itu membuat warga dunia akan tahu dan sadar untuk segera menghentikan tindakan kekejaman serta kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina.
"Karena yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina itu sudah berlangsung hampir delapan dekade yang sampai hari ini dan mungkin sampai beberapa dekade lagi ke depannya belum tentu juga akan bisa berhenti," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (4/2).
Di sisi lain, Anwar menilai pembangunan Museum Holocaust di Indonesia belum ada urgensinya sampai saat ini. Ia memahami Museum itu untuk mengingatkan dan menyadarkan warga dunia tentang kekejaman yang pernah dibuat oleh manusia terhadap bangsa Yahudi di Eropa.
Namun, Anwar mempertanyakan sejauh mana museum holocaust tersebut akan bisa membuat manusia untuk mengambil pelajaran. Ia menilai seharusnya museum itu khususnya untuk menyadarkan kelompok Yahudi dan Israel.
Pasalnya, sikap mereka berbanding terbalik dan justru menginjak-injak Hak Asasi Manusia (HAM) rakyat Palestina.
"Ternyata fakta yang ada menunjukkan jangankan mereka menjadi semakin lebih arif dan lebih baik, tapi malah mereka dengan pongahnya menantang dunia," kata Anwar.
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel sempat menghadiri peresmian Museum tersebut pada 27 Januari 2022 lalu di Minahasa. Ia menegaskan bahwa Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang dapat menjadi pelajaran universal tersebut.
Lapel juga menegaskan bahwa Jerman akan terus mendukung upaya perlawanan terhadap rasisme, anti-Semitisme, dan semua bentuk intoleransi.
Sementara itu, Hadassah of Indonesia, organisasi yang bergerak di bidang edukasi terkait isu Yahudi dan Israel mengatakan tak mempersoalkan bila komunitas Yahudi di Sulawesi Utara menggelar pameran terkait Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara
"Setahu saya itu pameran Holocaust di Sinagoga di Minahasa. Itu pameran selama 1 tahun. Jadi bukan museum. Karena bangunannya utama fungsinya Sinagoga. Dan itu tak masalah sebetulnya," kata Pendirian Hadassah of Indonesia, Monique Rijkers kepada CNNIndonesia.com, Rabu (2/2).
Monique menjelaskan bahwa edukasi soal peristiwa Holocaust di Indonesia selama ini masih sangat minim. Ia menyinggung sempat membuat film berjudul 'Nina Bobo untuk Bobby' untuk mengedukasi bahwa peristiwa kelam di masa lampau itu sempat menimpa warga Yahudi di Eropa.
Ia berharap beberapa pihak yang menolak pameran itu seperti PKS dan MUI serta pemerintah bisa ikut berpartisipasi melakukan edukasi soal peristiwa holocaust kepada masyarakat.