Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya tak mempunyai data terkait kasus re-infeksi atau orang yang terpapar Covid-19 lebih dari satu kali.
Nadia menyebut data itu berada di masing-masing fasilitas kesehatan (faskes). Sebab, menurutnya, tak semua data harus dikumpulkan oleh pusat.
"Ndak ada [data kasus re-infeksi], kecuali di faskes. Kan tidak semua data ditarik sampai ke pusat," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 4 FEBRUARI Rangkuman Covid: Kasus Positif Tembus 32 Ribu hingga Mafia Karantina |
Sementara itu, Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman berpandangan idealnya pemerintah mengantongi data re-infeksi. Hal itu diperlukan agar suatu negara lebih siap menghadapi kondisi serupa di masa yang akan datang.
Dicky mengaku tak kaget bahwa Kemenkes tak mempunyai data tersebut. Sebab, permasalahan data terkait kasus yang terinfeksi saja belum tuntas.
"Idealnya iya, tapi tentu sulit untuk Indonesia. jangankan yang re-infeksi, yang kasus infeksi aja masih terbatas," ucap dia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/2).
"Ada beberapa manfaat tentu. Setidaknya jadi tau karakter virus dan pola pandemi ke depan. UK dan beberapa negara maju sudah mulai mendata," imbuhnya.