Cerita Warga Desa Wadas Sembunyi dari Kejaran Polisi
Seorang warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah menceritakan upaya aparat kepolisian menangkap para warga yang dianggap menolak penambangan batuan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener. Dia dan para warga lain berusaha sembunyi dari kejaran polisi.
Warga yang tak ingin disebutkan namanya itu mengatakan mulanya para polisi berkeliling menyisir wilayah Desa Wadas. Mereka pun mencopot spanduk penolakan tambang batu andesit yang terpasang di sejumlah titik.
Kehadiran polisi bersenjata lengkap dengan baju pelindung dan tameng itu untuk mengawal tim pengukur lahan dari BPN Jawa Tengah.
"Polisi lewat jalan kaki, terus intel-intel yang jalan. Lalu orang yang mau ngukur," kata warga tersebut kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/2).
Warga ini menyebut polisi yang jumlahnya mencapai 500 orang lantas mengepung masjid. Saat itu warga tengah melakukan mujahadah penolakan tambang batuan untuk proyek Bendungan Bener.
"Sampai akhirnya waktu Zuhur. Setelah waktu Zuhur polisi sama warga alasannya mau masuk masjid, mau salat. Warga diarahin ambil wudu. [Namun] bukannya diarahin ke [tempat] wudu [justru] diarahin ke mobil tahanan," ujarnya.
Warga pun panik. Mereka berlarian masuk ke rumah warga lain. Peristiwa tersebut terus terjadi hingga sore hari. Polisi sempat meminta warga untuk pulang ke rumah masing-masing, namun malah ditangkap.
"Sampai sore warga yang katanya aman disuruh pulang. [Namun] bukannya disuruh pulang [malah] dibawa lagi," katanya.
Lihat Juga : |
Warga ini mengungkap bahwa semua warga yang berada di luar masjid ditangkap polisi. Sementara warga yang berada di dalam masjid dikunci dari luar.
"Yang di dalam yang disuruh pulang masih ditangkepin lagi. Kita sudah lelah," ujarnya.
Aparat kepolisian mendatangi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pagi tadi untuk mengawal tim pengukur lahan penambangan batuan andesit. Mereka dikabarkan menangkap warga yang dituding melakukan provokasi hingga mencopot sepanduk penolakan proyek bendungan.
Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi aparat yang dikerahkan ke Deswa Wadas tidak melakukan tindak kekerasan terhadap warga.
"Saya ikut di lapangan, di Wadas, memastikan tidak ada kekerasan. Prinsip kami melindungi masyarakat," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengonfirmasi kegiatan pengukuran yang dilakukan di Desa Wadas. Ganjar menyebut keberadaan polisi untuk menjaga ketertiban. Ia pun meminta warga tidak menyikapi secara berlebihan.
"Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan," kata Ganjar.
(blq/fra)