Ramai-ramai Desak Polisi Bebaskan Semua Warga Wadas yang Ditangkap

CNN Indonesia
Selasa, 08 Feb 2022 23:31 WIB
Sejumlah lembaga mendesak polisi membebaskan warga Wadas yang ditangkap dari desa mereka pada Selasa, dan mendesak negara hentikan tindakan represif.
Pasukan polisi mengamankan sejumlah warga Wadas saat mengawal pengukuran lahan proyek Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo, Selasa (8/2/2022). (Dok. Istimewa)

Hari ini, Selasa (8/2), ribuan aparat kepolisian dengan senjata lengkap dikabarkan menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Mereka mencopot banner penolakan Bendungan Bener dan mengejar beberapa warga sampai ke hutan.

Campaigner Greenpeace Indonesia Hadi Priyanto mengungkapkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sempat mengeluarkan pemberitahuan akan melakukan pengukuran Bendungan Bener dengan dikawal aparat.

"Hari ini tadi pagi, jadi mereka [BBWS] melakukan penberitahuan akan melalukan pengukuran dengandikawal oleh aparat. Nah kita gak pernah tahu ternyata aparat yang mengawal itu sampai ratusan bahkan ribuan orang dengan persenjataan lengkap, dengan tameng, dan anjing polisi gitu ya," papar Hadi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (8/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pihaknya intimidasi yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga Desa Wadas, bukan pertama kali terjadi.

"Mereka sudah beberapa kali melakukannya yang terakhir sampai ramai tarik-tarikan itu karena aparat dihadang sama warga [untuk melakukan pengukuran] di sana dengan melakukan pemblokiran jalan," tutur Hadi.

Bahkan, rencana pembangunan Bendungan Bener yang sudah berlangsung sejak 2016 ini mengakibatkan warga Wadas sempat tak mendapat akses listrik dan jaringan internet.

"Iya kalo itu [akses listrik mati] sudah lama. Sama lah ya model-modelnya seperti dulu [pembangunan] bandara NYIA itu di Jogja kan itu juga dimatikan akses listrik, akses internet kan itu juga dengan begitu masuklah alat-alat berat aparat," lanjut Hadi.

Berdasar pantauan perkembangan yang terjadi di Desa Wadas, warga tidak hanya diintimidasi, namun juga kesulitan untuk mengakses internet karena jaringan sinyal yang lemah (down).

"Jadi dari jam 8 pagi ketika warga tahu ternyata ada ribuan aparat untuk mengamankan ini, di sana sinyal internet juga sampe down, jadi mereka enggak bisa mengabari orang-orang yang ada di luar desa mereka sampe ke kita," lanjut Hadi.

Sementara itu, Polda Jawa Tengah bakal menempatkan personelnya di kawasan Desa Wadas hingga waktu yang tak ditentukan. Namun, sejauh ini tidak diketahui jumlah personel yang akan ditempatkan.

Diketahui, aparat mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengukur lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener dan mendapat penolakan warga pada hari ini, Selasa (8/2).

"Sampai dengan batas waktu yang belum bisa ditentukan. Tentu kami tetap akan menempatkan personel yang ada di wilayah ini," kata Wakapolda Jateng Brigjen Abiyoso Seno Aji kepada wartawan, Selasa (8/1).

Ia mengatakan penempatan personel kepolisian dilakukan untuk memastikan bahwa wilayah tersebut tetap aman. Dia pun mengklaim tidak ada kericuhan yang terjadi selama proses pengukuran proyek Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas hari ini.ajam," tambahnya.

Sebagai informasi, polisi menjelaskan bahwa pengiriman aparat ke wilayah Wadas merupakan permintaan dari tim BPN usai beraudiensi dengan Kapolda Jateng sehari sebelumnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membela aparat dengan mengatakan bahwa polisi yang datang tak lepas dari menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Atas dasar itu, Ganjar pun meminta warga tidak menyikapi serbuan aparat polisi secara berlebihan. Ganjar mengklaim semua akan berjalan aman dan kondusif.

"Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan," ungkap Ganjar.

(yoa, cfd/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER