Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta kepada pemerintah pusat dan daerah meyakinkan warga Wadas, Purworejo, Jawa Tengah terkait pentingnya proyek pembangunan bendungan yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).
Sikap resmi itu disampaikan PBNU merespons insiden kekerasan dalam penanganan warga Desa Wadas yang menolak penambangan batu andesit untuk proyek bendungan di wilayah tersebut belakangan ini.
"Bendungan yang bakal dibangun di Kecamatan Bener diakui merupakan salah satu proyek strategis nasional. Melihat pentingnya proyek ini, PBNU mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk lebih meyakinkan masyarakat mengenai proyek strategis ini dan kemaslahatan bagi masyarakat umum," kata Ketua PBNU Fahrur Rozi dalam pernyataan sikapnya dikutip Kamis (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Gus Fahrur itu berharap kasus ini harus dijadikan evaluasi oleh pemerintah. Terlebih lagi oleh aparat keamanan agar selalu mengutamakan cara yang persuasif kepada warga Wadas.
"PBNU meminta kepada seluruh aparat keamanan dan aparat pemerintah agar menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan mengedepankan prinsip musyawarah (syûra) dan menghindarkan cara-cara kekerasan yang merugikan para pihak dan menimbulkan mafsadah (kerusakan)," ujar dia.
Fahrur juga mengimbau kepada semua pihak agar mengedepankan semangat persaudaraan dan kemanusiaan dalam menyelesaikan segala permasalahan. Dengan cara ini, dia yakin akan menghasilkan solusi yang bisa diterima banyak pihak tanpa merendahkan nilai-nilai hak asasi manusia.
Ia juga berharap pemerintah memastikan tidak adanya potensi kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam dalam pelaksanaan proyek ini.
"PBNU akan senantiasa memantau perkembangan situasi dan mendampingi warga di Desa Wadas untuk memastikan tidak terjadinya perampasan hak-hak masyarakatdan terpenuhinya keadilan bagi masyarakat," tambah dia.
PBNU juga telah menginstruksikan kepada PCNU Kabupaten Purworejo agar melakukan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga situasi masyarakat tetap kondusif.
Desa Wadas beberapa hari ini mendadak jadi sorotan pascapengepungan oleh aparat kepolisian yang melakukan pengawalan untuk proyek strategis nasional.
Kedatangan polisi berujung konflik dengan masyarakat. Tak dimungkiri terjadi penangkapan terhadap puluhan warga yang menolak proyek pertambangan tersebut. Banyak pihak sudah mengecam langkah aparat. Namun pemerintah mengklaim polisi sudah sesuai prosedur tidak ada pelanggaran hukum.
(rzr/ain)