Salah seorang warga Desa Wadas yang enggan menyebut nama menceritakan aksi aparat kepolisian yang meresahkan penduduk.
Warga ini mengaku merasa terintimidasi dengan rombongan aparat yang mengelilingi desa sambil memberi pengumuman lewat pengeras suara. Kejadian itu disebutnya berlangsung pada Rabu (9/2) malam atau setelah pemerintah mengeluarkan pernyataan tidak ada kekerasan yang terjadi di Wadas.
Sambil berpatroli, aparat lewat Toa atau pengeras suara meminta warga mengumpulkan SPPT dan tanda tangan di salah satu rumah warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semalam ada rombongan pakai motor dan mereka pakai Toa, koar-koar ke warga, keliling desa sambil koar-koar warga untuk ngumpulin SPPT dan tanda tangan, dikumpulin di salah satu rumah warga yang pro," ujarnya dalam konferensi pers daring, Kamis (10/2).
Warga disebut ketakutan akibat aksi aparat tersebut. Ada yang sulit tidur dan merasa terancam dengan keberadaan aparat.
Intimidasi bahkan dilakukan dengan mendirikan tenda serta tidur di teras rumah warga. Menurutnya, aksi ini dilakukan oleh personel Brimob.
"Kondisi hari ini sangat menakutkan sehingga warga bubar mencari keamanan masing-masing, ada yang lari di hutan, ada yang keluar Wadas," ujarnya.
CNNIndonesia.com mengonfirmasi cerita warga ini kepada Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy namun belum direspons.
Pengerahan aparat ke Desa Wadas masih berlangsung sampai hari ini. Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa) menyebut bahwa pagi tadi sepuluh truk polisi berisi personel kembali masuk ke Desa Wadas.
Tak hanya itu, Gempa Dewa menyebut bahwa aparat kepolisian kembali mendatangi rumah warga dan memaksa warga untuk menandatangani surat persetujuan.
"Kondisi terkini Wadas, pagi ini datang lagi 10 truk polisi yang membawa serta personil aparat kepolisian. Sampai saat ini Wadas masih dikepung aparat polisi dan preman-preman. Kondisi sangat mencekam," seperti tertulis di akun Instagram resmi Gempa Dewa (@wadas_nelawan), Kamis pagi (10/2).
Desa Wadas di Purworejo, Jawa Tengah, menjadi sorotan nasional usai kepolisian diterjunkan ke desa itu pada Selasa (8/2). Pasukan polisi bersenjata lengkap dikerahkan untuk mengawal pengukuran lahan tambang batu andesit proyek Bendungan Bener.
(cfd/wis)