Amdal Bener Buka 4 Lokasi Incaran Tambang Batu Andesit Selain Wadas
Pemerintah memiliki empat opsi pemilihan lokasi selain Desa Wadas untuk dijadikan sumber material batu atau quarry untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan Bendungan Bener, Purworejo.
Hal itu termaktub dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang diperoleh CNNIndonesia.com. Dokumen tersebut, diterbitkan pada Februari 2018 oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Kementerian PUPR.
Disebutkan bahwa empat lokasi dimaksud telah diidentifikasi dan diselidiki lebih lanjut untuk dijadikan sebagai lokasi quarry ke lokasi Bendungan Bener. Hanya saja, pemerintah memilih lokasi quarry batu yang memiliki jarak paling dekat dengan Bendungan, yakni Desa Wadas.
"Berdasarkan hasil masukan dan diskusi dengan Tim Balai Bendungan pada bulan Desember, maka disarankan untuk mencari lokasi quarry batu dengan jarak paling dekat dengan lokasi bendungan," demikian bunyi penjelasan dalam AMDAL yang dimuat pada halaman 61 BAB 1 sebagaimana dikutip, Rabu (16/2).
Empat wilayah tersebut ialah Gunung Wareng yang terletak di Desa Kedungloteng. Jarak lokasi tambang ke Bendungan tergolong dekat, yakni hanya 9,5 kilometer (Km).
Hanya saja, lokasi penambangan itu diestimasikan hanya memiliki cadangan 4,5 juta meter kubik batu yang dapat dipergunakan.
Lokasi berikutnya adalah Gunung Mengger dan Gunung Sipendul di Desa Guyangan. Wilayah ini tergolong cukup jauh dengan jarak 15,5 km ke arah bendungan. Sementara, estimasi cadangan batu di sana hanya 33 juta meter kubik.
Lokasi ketiga ialah Gunung Kuning yang juga terletak di Desa Guyangan. Jaraknya ke bendungan mencapai 16 km dan diestimasikan memiliki cadangan batu 25 juta meter kubik.
Lihat Juga : |
Sementara, lokasi di Desa Wadas dipilih lantaran jaraknya menuju ke Bendungan 12,7 km dan diestimasikan memiliki cadangan batu andesit sebanyak 41 juta meter kubik.
"Dengan pertimbangan jarak dan keterbatasan cadangan material di lokasi Quarry 1, maka dipilih lokasi Quarry 2 yaitu di Desa Wadads, Kecamatan Bener," tulis dokumen ini.
Lokasi quarry dinilai pemerintah dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua ataupun empat lantaran kondisi jalan yang cukup baik.
Pemerintah bakal melakukan penambangan dengan menggunakan sistem terbuka dan metode backfilling atau penimbunan kembali lubang bekas tambang. Petugas akan melakukan peledakan di lokasi untuk dapat mengeksploitasi batu andesit.
Merujuk pada dokumen AMDAL itu, andesit yang berada di lokasi Wadas mempunyai potensi hingga lebih dari 30 juta meter kubik. Namun, sejauh ini hanya dapat dilakukan pengambilan sekitar 12 juta meter kubik batu.
Rencana eksploitasi tersebut akan dilakukan selama 30 bulan dengan kapasitas produksi 400 ribu meter kubik per bulan.
Masih dalam dokumen itu, pemerintah membutuhkan 15,5 juta meter kubik batu untuk dapat melakukan pembangunan Bendungan Bener.
"Total kebutuhan bahan peledak di lokasi Quarry adalah 5.280.210 kg atau 5.300 ton untuk mendapatkan material konstruksi sebanyak 15,5 juta meter kubik batu," ungkap dokumen tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, CNNIndonesia.com belum mendapatkan penjelasan lebih lanjut dari pemerintah terkait AMDAL Bendungan Bener tersebut.
Redaksi sudah berupaya menghubungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Jubir Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja namun belum mendapat respons.
Sementara, Kepala Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Dwi Purwantoro tak dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai AMDAL tersebut. Ia meminta agar CNNIndonesia.com mengkonfirmasikannya dengan Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Pada BBWSO Yogyakarta Yosiandi Rudi Wicaksono.
"Nanti coba dikomunikasikan dengan Kepala Bidang PJSA yang menangani masalah tersebut, bapak Yossi," ucap Dwi. Namun, Yosi juga tak meresponsnya.
Desa Wadas menjadi sorotan nasional usai kepolisian diterjunkan ke desa itu pada Selasa (8/2). Polisi mengklaim bahwa pasukan dikerahkan untuk mengawal pengukuran lahan yang akan digunakan sebagai lokasi Bendungan Bener.
(mjo/arh)