Amdal Bendungan Bener Klaim 85 Persen Warga Wadas Tak Tolak Tambang

CNN Indonesia
Rabu, 16 Feb 2022 12:43 WIB
Amdal Bendungan Bener mengungkapkan mayoritas warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah bersedia wilayahnya menjadi lokasi penambangan batu andesit. (Detikcom/Rinto Heksantoro)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil survei pemerintah yang termaktub dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AmdalBendungan Bener mengungkapkan bahwa mayoritas warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah bersedia wilayahnya menjadi lokasi penambangan batu andesit.

Pemerintah setidaknya akan menambang 15,5 juta meter kubik batu andesit di Desa Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener.

"Kesediaan warga Desa Wadas cukup besar atas pertanyaan apabila lahannya dijadikan tempat pengambilan batu (andesit) ataupun dijadikan jalan angkut material," demikian dokumen Amdal yang terbit pada 2018 sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (16/2).

Dalam halaman 141 BAB II dokumen tersebut, dijelaskan terdapat 85,05 persen warga yang bersedia. Kemudian, 9,30 persen warga lain belum menjawab dan 4,55 persen lainnya tak menjawab.

Sementara itu tak ada warga yang menolak apabila desanya menjadi lokasi tambang batu andesit dalam data yang dipaparkan Amdal tersebut.

Data tersebut bersumber dari hasil Laporan Sosial Ekonomi Desain Lanjutan dan Sertifikasi Bendungan Bener pada 2015. Dalam AMDAL itu diklaim pemerintah telah melakukan sosialisasi ataupun menyebarkan data kuesioner.

"Pada dasarnya mereka setuju asal mendapat penggantian sesuai ketentuan yang berlaku," tulis dokumen tersebut.

Warga desa, dinilai berharap apabila pembangunan Bendungan Bener terealisasi maka material batu yang diambil dari Desa Wadas dapat meningkatkan taraf hidup perekonomian.

Hingga berita ini diturunkan, CNNIndonesia.com belum mendapatkan penjelasan lebih lanjut dari pemerintah terkait AMDAL Bendungan Bener tersebut.

Redaksi sudah berupaya menghubungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Jubir Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, namun belum mendapat respons.

Sementara, Kepala Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Dwi Purwantoro tak dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai Amdal tersebut.

Ia meminta agar CNNIndonesia.com mengkonfirmasi ke Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Pada BBWSO Yogyakarta, Yosiandi Rudi Wicaksono.

"Nanti coba dikomunikasikan dengan Kepala Bidang PJSA yang menangani masalah tersebut, bapak Yossi," kata Dwi. Namun, Yossi tak merespons konfirmasi CNNIndonesia.com.

Hingga saat ini penolakan pada rencana pembukaan tambang andesit masih terus mengemuka. Terakhir beberapa hari lalu Desa Wadas didatangi 900 personel Polri untuk pengukuran tanah milik warga yang setuju.

Puluhan warga Wadas yang menolak tambang sempat ditangkap sebelum akhirnya dilepaskan.

Belum ada pernyataan dari warga Wadas atau LBH Yogyakarta yang memberikan pendampingan hukum untuk warga terkait persentase warga yang menolak dan yang menerima tambang andesit.

Sebelumnya anggota Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary mengungkapkan selama ini warga Desa Wadas, Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah tak pernah menolak pembangunan Bendungan Bener.

Ia menyatakan warga Desa Wadas itu selama ini hanya menolak rencana pertambangan andesit yang nantinya akan dijadikan material bangunan bendungan tersebut.

"Nah kalau untuk bendungannya sendiri sebenarnya warga gak peduli gitu, mau bangun bendungan, mau bangun candi, mau bangun apa silakan. Tapi jangan ada penambangan di Wadas," ujar Dhanil saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (10/2).

"Warga enggak resisten terhadap bendungan, silakan, tapi jangan ada pertambangan di Wadas," tambah Dhanil yang juga bagian dari Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa).

Catatan redaksi: Artikel ini mengalami perubahan judul pada Rabu (16/2), pukul 14.40 WIB.

(mjo/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK