Kasus Jabar Melonjak, Wagub Akui Banyak Warga Anggap Corona Tak Ada

CNN Indonesia
Jumat, 18 Feb 2022 19:54 WIB
Peningkatan kasus Covid-19 di Jabar terkait dengan kian banyaknya warga yang merasa Corona tak ada yang kemudian memicu peningkatan mobilitas.
Ilustrasi. Mobilitas warga Jabar kian tinggi seiring meningkatnya ketidakpercayaan terhadap Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan lonjakan kasus Virus Corona (Covid-19) yang kini mulai bergeser dari DKI Jakarta ke wilayahnya terjadi akibat banyak masyarakat yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Menurutnya, kebanyakan warga di Jabar terlena dengan sejumlah pembukaan aktivitas mobilitas publik yang mulai dibuka pemerintah guna menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi.

"[Penyebab lonjakan kasus] Menurut informasi yang kami terima, adanya masyarakat yang sudah merasa Corona itu tidak ada. Jadi mereka sudah meninggalkan prokes sebagian, dan juga dipicu mobilitas yang sangat luar biasa," kata Uu dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Jumat (18/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uu melanjutkan jumlah penambahan kasus Covid-19 harian di Jabar meningkat tajam dan bahkan menduduki posisi pertama di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Seperti pada 17 Februari kemarin misalnya, jumlah Covid-19 harian di Jabar mencapai 16.251 kasus.

"Karena memang ini semua sudah ternina-bobokan dengan landainya kasus [beberapa bulan lalu], betul seperti itu," imbuhnya.

Namun demikian, Uu mengaku Jabar lebih siap menghadapi lonjakan yang disebabkan oleh transmisi varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron kali ini. Ia menyebut, Indonesia sudah mengalami tiga kali lonjakan kasus Covid-19, sehingga sudah memiliki amunisi dalam hal penanganan di lapangan.

Sebagai langkah preventif, pihaknya sudah mulai menginstruksikan agar rumah sakit Covid-19 di Jabar menambah 40 persen kapasitas tempat tidur bagi perawatan pasien Covid-19 gejala sedang-berat.

Sementara, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala dianjurkan untuk isolasi mandiri dengan pengawasan puskesmas.

"Jadi saya tidak sependapat bahwa pemerintah ini tidak serius menangani. Padahal kami sudah melaksanakan maksimal dan ikhtiar, hanya mungkin perlu waktu sampai kepada kesadaran masyarakat," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengungkapkan pergeseran episentrum atau pusat penularan Covid-19 akan berpindah dari DKI Jakarta menuju Jawa Barat.

Ia mengatakan pusat penularan kasus Covid-19 terus berpindah. Ia pun memprediksi episentrum Covid-19 akan menuju luar Pulau Jawa dalam waktu dekat.

Sementara itu Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi memprediksi lonjakan kasus Covid-19 harian di provinsi luar Jawa-Bali akan terjadi pada 3-4 pekan ke depan. Peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan itu terjadi akibat serangan varian Omicron di Indonesia.

(khr/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER