Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyoroti pemanfaatan ruang siber dan digital di Indonesia sebagai tantangan tersendiri bagi Lemhanas di bawah kepemimpinan Andi Widjajanto ke depannya.
Baginya, ruang siber saat ini harus menjadi perhatian Lemhanas karena potensial memunculkan beragam masalah yang dapat mengganggu ketahanan maupun keamanan nasional.
"Lemhanas tidak sekadar pertahanan dan keamanan. Saya kira ya hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan teknologi seperti pemanfaatan ruang siber dan digitalisasi yang berpotensi memunculkan beragam masalah kebangsaan dan kenegaraan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun Hankam jadi perhatian Lemhanas," kata Khairul, Senin (21/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah keamanan siber ini juga pernah disinggung Gubernur Lemhannas sebelumnya, Agus Widjojo. Agus meminta TNI bergerak cepat mengikuti perubahan pola peperangan di dunia yang banyak mengandalkan serangan siber. Hal itu disampaikan Agus saat peringatan HUT ke-76 TNI tahun lalu.
Khairul mengingatkan bahwa pemanfaatan ruang siber dan digitalisasi tak mengenal batasan negara atau stateless. Untuk itu, kata dia, penting bagi Lemhanas bersama untuk berkolaborasi dengan instansi lain yang terkait guna meminimalisir tantangan atau ancaman siber.
"Termasuk nilai dan normanya. Ada istilah feodalisme digital, crypto-anarchism misalnya, harus diantisipasi," kata dia.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah peran strategis Lemhanas. Khairul berkata Lemhanas adalah salah satu dapur pemikiran bagi masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan.
Lemhanas juga salah satu lembaga yang bisa menempa kader-kader kepemimpinan nasional di berbagai bidang, baik politik, ekonomi, birokrasi, pelayanan publik maupun di bidang pertahanan dan keamanan.
"Di tengah lingkungan strategis yang terus berubah maupun berbagai potensi masalah ketahanan nasional, Lemhanas harus terus mengembangkan gagasan dan terobosan yang antisipatif, membumi dan implementatif," kata Khairul.
Khairul menilai Andi Widjajanto punya kualifikasi mengemban tugas-tugas Lemhanas mengingat kapasitasnya sebagai seorang pakar dalam isu pertahanan dan isu-isu strategis lain seperti pemerintahan dan kenegaraan.
Meski demikian, Khairul menilai Andi perlu membuktikan dirinya layak dan mempunyai integritas. Ini karena catatan Andi sebelumnya yang selama ini dikenal publik sebagai intelektual yang punya andil besar dalam kemenangan Jokowi di Pilpres.
"Untuk menjamin lembaga ini tidak bergeser dari peran strategis yang diemban," kata dia.
Presiden Joko Widodo melantik Andi Widjajanto sebagai Gubernur Lemhannas di Istana Negara pada Senin (21/2). Andi menggantikan Agus Widjojo yang sebelumnya didapuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Filipina.
(rzr/wis)