Puncak Kasus di Luar Jawa-Bali Diprediksi Dua Pekan Lagi

CNN Indonesia
Senin, 21 Feb 2022 16:51 WIB
Puncak kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali diprediksi terjadi dua pekan lagi, sementara puncak kematian terjadi 15-20 hari setelah puncak gelombang ketiga.
Ilustrasi. Puncak angka kematian diprediksi terjadi 15-20 hari setelah puncak gelombang ketiga. (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Puncak kasus Virus Corona di luar Jawa-Bali diprediksi terjadi dua pekan lagi, dengan puncak kematian terjadi 15-20 hari setelah puncak gelombang ketiga.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa puncak kenaikan kasus Covid-19 di wilayah luar Jawa-Bali diprediksi akan terjadi pada dua hingga tiga pekan mendatang.

"Karena ini puncaknya dalam dua tiga minggu ke depan yang perlu diantisipasi," kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Senin (21/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga, yang juga merupakan koordinator PPKM luar Jawa-Bali itu, mengatakan kenaikan kasus di luar Jawa-Bali terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Namun demikian, proporsinya tak signifikan dibandingkan dengan kasus aktif nasional.

"Mencapai 23 persen dari kasus aktif nasional, atau 124.714 dari 536.358," jelas dia.

Menurut politikus Partai Golkar itu, prioritas utama pemerintah ialah melakukan screening atau pelacakan awal di rumah sakit. Selain itu, pemerintah daerah (Pemda) diminta untuk menyiapkan fasilitas kesehatan agar menjamin ketersediaan di tengah masyarakat.

Pasalnya, kata dia, bed occupancy rate (BOR) di luar wilayah Bali-Jawa memiliki tingkat keterisian yang masih terkendali.

"Secara nasional 38 persen. Namun di uar Jawa-Bali kurang dari 30 persen, kecuali Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara. Antara 31-35 persen, yang tinggi di Sumsel 46 persen," jelas dia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan puncak jumlah kematian akibat Covid-19, berdasarkan pengalaman sejumlah negara, biasanya akan terjadi 15-20 hari sesudah puncak kasus.

"Dari sisi perawatan kami melakukan perbandingan dengan negara lain, biasanya puncak dari yang wafat itu akan terjadi 15-20 hari sesudah puncak kasus," ujar dia.

"Jadi walaupun di beberapa provinsi seperti DKI sudah mulai menurun, Bali sudah turun, tapi puncak kematiannya baru akan terjadi 2 minggu sesudahnya," lanjut Budi.

Saat ini, ujarnya, puncak kasus Covid-19 varian Omicron lebih tinggi ketimbang varian Delta di 13 provinsi.

Wilayah-wilayah itu antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Papua. Selain itu juga terdapat Sulawesi Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatera Selatan.

"Lima [provinsi] di antaranya menunjukkan turun yaitu DKI, Bali, Banten, Maluku dan NTB. Lainnya sedang ada di puncak atau dalam jalan mencapai ke puncak sana," tutur Budi.

Menurutnya, saat ini proposi perbandingan kasus antara Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali sudah berubah. Mulanya, perbandingan kasus aktif di Jawa-Bali sebesar 97 persen sedangkan luar Jawa-Bali hanya 3 persen.

"Sekarang sudah menjadi 72 [untuk Jawa-Bali], 28 persen [untuk luar Jawa-Bali] sehingga akan terjadi pergerseran ke sana," pungkasnya.

Sebagai informasi, Indonesia masih dalam gelombang ketiga pandemi Covid-19. Pada Minggu (20/2), Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan 48.484 kasus baru.

Total kasus aktif atau pasien Covid-19 yang masih positif adalah 536.358 orang. Jumlah kasus Covid-19 sejak pandemi diumumkan masuk ke Indonesia mencapai 5.197.505 kasus.

Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 sejak varian Omicron dilaporkan di Jakarta pada 16 Desember 2021. Pemerintah memprediksi lonjakan kasus mencapai puncak pertengahan Februari.

(cfd/mjo/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER