BMKG: Waspada Potensi Hujan Es hingga April 2022

CNN Indonesia
Selasa, 22 Feb 2022 14:09 WIB
BMKG mengingatkan masyarakat agar waspada potensi terjadinya fenomena hujan es, hujan lebat disertai kilat dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April 2022.
BMKG: Waspada Potensi Hujan Es Terjadi Hingga Maret-April 2022 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar waspada potensi terjadinya fenomena hujan es, hujan lebat disertai kilat dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April 2022.

"Potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/2).

"Kami menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi dalam sepekan terakhir di beberapa wilayah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lainnya. Kejadian tersebut disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat dengan kilat/petir dan angin kencang.

Guswanto menjelaskan, hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan jatuhan butiran es dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.

Fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut.

"Sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar. Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft," imbuhnya.

Downdraft dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.

Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

(lna/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER