Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendukung almarhum Hans Bague (HB) Jassin sebagai Pahlawan Nasional yang diusulkan dari Provinsi Gorontalo.
Dukungan tersebut disampaikan pada Seminar Nasional pengusulan HB Jassin menjadi Pahlawan Nasional di Kantor Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa (22/2).
"Kami sangat mengapresiasi ikhtiar untuk menempatkan HB Jassin sebagai Pahlawan Nasional. HB Jassin ini menjadi penghubung antara Gorontalo dan Jakarta. Lahirnya di Gorontalo, bersemayamnya di Jakarta, bermanfaatnya di seluruh Indonesia," ujar Anies Baswedan pada seminar yang digelar virtual tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan, HB Jassin memiliki peran besar dalam perjalanan kebangsaan Indonesia.
Oleh karena itu, seminar tersebut menurutnya tidak hanya sekedar mengenang setiap momen perjalanan hidup HB Jassin, tetapi untuk memaknai perjuangannya.
"Bukan sekedar menuliskan rentetan peristiwa yang dialaminya, karena kita semua sadar betapa besar peran seorang H.B Jassin di dalam perjalanan kebangsaan kita. Beliau ini unik, profesi yang membuatnya terkenal adalah kritikus sastra, pekerjaannya mengkritik kata-kata. Pusat Dokumentasi Sastra yang didirikannya menjadi salah satu yang terlengkap di dunia," urai Anies.
Anies mengakhiri sambutannya dengan membacakan puisi berjudul Doa karya HB Jassin yang ditulis tahun 1945.
HB Jassin merupakan putra Gorontalo yang diusulkan oleh Pemprov Gorontalo menjadi pahlawan nasional. Ia lahir di Gorontalo pada tanggal 31 Juli 1917 dan meninggal di Jakarta pada 11 Maret 2000.
Lihat Juga :![]() LANCONG SEMALAM Pelesir Serba Legendaris di Cikini |
Sebagai informasi, mengutip dari laman Kemendikbud, HB Jassin adalah kritikus dan esais terkemuka di Indonesia pada dasawarsa 1950-1960an.
Ia diketahui pernah menjadi redaktur Balai Pustaka pada awal 1940an, dosen di Fakultas Satra Universitas Indonesia. Sebagai sastrawan, sejumlah buku hasil karya HB Jassin adalah Angkatan 45 (1951), Tifa Penyair dan Daerahnja (1952), serta Koran dan Sastra Indonesia (1994).
Karena kiprahnya tersebut, HB. Jassin menerima Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah RI pada 1969 silam. Kemudian pada 1994 silam, dia menerima Bintang Mahaputra Nararaya dari Pemerintah Indonesia.
Dia juga tercatat sebagai anggota Akademi Jakarta sejak 1970 yang berlaku seumur hidup dan sebagai Ketua Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin sejak 1976 sampai akhir hayatnya.