Wadon Wadas Minta Bantuan Komnas Perempuan Tarik Mundur Aparat
Sejumlah warga Desa Wadas, Purworejo, mendatangi kantor Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) hari ini Kamis (24/2). Warga yang tergabung dalam Wadon Wadas itu meminta bantuan Komnas Perempuan menarik mundur aparat dari Desa Wadas.
Para warga datang dengan didampingi organisasi masyarakat sipil Solidaritas Perempuan (SP).
"Jadi tadi yang kami sampaikan ke Komnas Perempuan antara lain itu untuk urgent sebenarnya. Seruan untuk tarik mundur pasukan [yang masih berada di Desa Wadas]," kata Ketua Badan Eksekutif Nasional (BEN) SP Dinda Nuur Annisaa Yura di depan kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Kamis.
Dinda mengatakan, permintaan itu dilakukan lantaran para warga hingga kini masih merasa tidak aman dengan keberadaan aparat di Wadas. Bahkan, keberadaan aparat juga menyulitkan pihaknya untuk menjangkau warga.
"Karena bahkan kita yang ingin berusaha menjangkau warga untuk menenangkan itu kemudian tidak akan optimal ketika setiap hari masih ada pasukan disana yang terus memberikan rasa tidak aman kepada warga, terutama ke perempuan dan anak," ujarnya.
Selain penarikan aparat, Dinda juga mengatakan para warga meminta Komnas Perempuan membantu memfasilitasi pemulihan trauma warga Wadas. Dinda mengatakan proses pemulihan secara komprehensif penting untuk dilakukan sehingga ia berharap Komnas Perempuan dapat mengabulkan permintaan tersebut.
"Kedua, juga pentingnya pemulihan yang secara komprehensif. Dan [kami] berharap Komnas Perempuan bersama jaringannya juga bisa memfasilitasi hal tersebut," tuturnya.
Para warga juga meminta Komnas Perempuan menindaklanjuti peristiwa yang terjadi di Wadas beberapa waktu lalu itu. Dinda mengatakan proyek penambangan andesit untuk Bendungan Bener yang menjadi inti permasalahan itu hanya akan mencabut kehidupan masyarakat di Wadas.
"Jadi keinginan mereka ini adalah untuk bagaimana anak cucu mereka tetap hidup, dari hasil bertani misalnya, beternaknya. Mereka itu cukup selama ini. Itu bisa mencukupi mereka dan hanya itu yang mereka minta," katanya.
Hasil dari ketiga permintaan tersebut, ujar Dinda, Komnas Perempuan berencana bakal mendatangi langsung Desa Wadas. Lembaga itu akan meninjau langsung situasi dan kondisi para warga yang trauma.
"Bahwa memang ada rencana untuk turun lapangan [mendatangi Desa Wadas], tetapi teknisnya belum didiskusikan dan belum diputuskan. Tapi rencana itu sudah ada," ungkapnya.
Koordinator SP Kinasih Yogyakarta Dina Herdiana, yang turut menemani warga sejak di Wadas menyampaikan kondisi terkini para warga di Desa Wadas. Dina mengatakan, saat ini warga sudah mulai bisa beraktivitas normal, termasuk anak-anak yang juga sudah mulai bersekolah.
Kendati demikian, para wanita di Wadas disebut belum banyak yang kembali memproduksi besek, salah satu kegiatan rutin ibu-ibu. Dina menyebut, para perempuan (wadon) Wadas masih trauma untuk kumpul-kumpul.
"Kemarin tanggal 20 Februari itu mereka udah mulai produksi besek tapi belum berkumpul dalam satu pos. Biasanya kan mereka setiap hari itu berkumpul di pos membuat besek sampe sore, itu setiap hari. Nah ini mereka jadi sendiri-sendiri di rumah masing-masing, terus ga intens dari pagi sampe sore karena memang mereka masih belum punya ketenangan untuk membuat besek," kata Dina.
Lihat Juga : |
Dina juga menyampaikan beberapa waktu lalu ada aparat yang dilaporkan datang secara tiba-tiba dan mengecat masjid di Dusun Winong. Aparat tersebut mengecat masjid tanpa persetujuan warga.
"Ada yang tiba-tiba aparat, saya lupa itu polisi atau TNI, itu datang tiba-tiba ngecat masjid. Jadi ada salah satu masjid yang dicat tanpa persetujuan secara orang banyak. Masjid di Dusun Winong," ujarnya.
Saat bertanya langsung kepada warga, mereka mengonfirmasi keberadaan aparat yang mengecat masjid tersebut. Warga mengatakan aparat itu merupakan TNI, bukan polisi.
"Tentara, baju loreng-loreng. TNI yang ngecat-ngecat. Katanya mau ngasih bantuan-bantuan tapi sama saya yang [termasuk warga menolak] nggak dibantu. Yang pro yang dibantu," ungkap warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
(blq/isn)