Salah seorang pengawal Bung Karno, Wilardjito mengatakan sebenarnya bukan 3, melainkan ada 4 jenderal yang menemui Sukarno kala itu. Satu jenderal yang dimaksud yakni M. Panggabean.
Dia mengaku melihat Panggabean menodongkan pistol kepada Sukarno agar lekas menandatangani Supersemar. Kesaksian Wilardjito banyak dibantah lantaran saat itu masih berpangkat rendah.
Sehari setelah penandatangan surat, Soeharto langsung membubarkan PKI dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 113 tahun 1966. Saat membacakannya, Soeharto menyebut surat itu telah ditandatangani Sukarno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enam hari berikutnya, 15 menteri Sukarno ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam peristiwa G30S, termasuk Subandrio dan Chaerul Saleh.
Tidak hanya itu, pasca-pembubaran PKI, terjadi pembantaian terhadap anggota PKI, keluarganya, simpatisan, hingga orang yang tidak berkaitan dengan PKI terjadi di mana-mana.
Soeharto juga menggunakan Supersemar untuk menertibkan keadaan dan keamanan dalam rangka menjalankan pemerintahan dan kehidupan sosial. Termasuk melenyapkan segala yang dianggap menyimpang dan mengembalikan situasi yang semestinya.
Kemudian, pada 7-12 Maret 1967 MPRS mengadakan Sidang Istimewa. Berdasarkan ketetapan tersebut, secara resmi kekuasaan Presiden Sukarno pun berakhir dan digantikan oleh Soeharto. Hal tersebut merupakan peralihan kekuasaan presiden yang pertama dalam sejarah Ketatanegaraan Indonesia.
(blq/pmg)