Supersemar, Sejarah Gelap Peralihan Kekuasaan Sukarno ke Soeharto

CNN Indonesia
Jumat, 11 Mar 2022 14:08 WIB
Hari ini genap 56 tahun Soeharto menerima Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Riwayatnya diliputi dugaan pemalsuan sejarah.
Presiden Sukarno bersama Jenderal Soeharto di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus 1966. (Foto: AFP)

Salah seorang pengawal Bung Karno, Wilardjito mengatakan sebenarnya bukan 3, melainkan ada 4 jenderal yang menemui Sukarno kala itu. Satu jenderal yang dimaksud yakni M. Panggabean.

Dia mengaku melihat Panggabean menodongkan pistol kepada Sukarno agar lekas menandatangani Supersemar. Kesaksian Wilardjito banyak dibantah lantaran saat itu masih berpangkat rendah.

Sehari setelah penandatangan surat, Soeharto langsung membubarkan PKI dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 113 tahun 1966. Saat membacakannya, Soeharto menyebut surat itu telah ditandatangani Sukarno.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam hari berikutnya, 15 menteri Sukarno ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam peristiwa G30S, termasuk Subandrio dan Chaerul Saleh.

Tidak hanya itu, pasca-pembubaran PKI, terjadi pembantaian terhadap anggota PKI, keluarganya, simpatisan, hingga orang yang tidak berkaitan dengan PKI terjadi di mana-mana.

Soeharto juga menggunakan Supersemar untuk menertibkan keadaan dan keamanan dalam rangka menjalankan pemerintahan dan kehidupan sosial. Termasuk melenyapkan segala yang dianggap menyimpang dan mengembalikan situasi yang semestinya.

Kemudian, pada 7-12 Maret 1967 MPRS mengadakan Sidang Istimewa. Berdasarkan ketetapan tersebut, secara resmi kekuasaan Presiden Sukarno pun berakhir dan digantikan oleh Soeharto. Hal tersebut merupakan peralihan kekuasaan presiden yang pertama dalam sejarah Ketatanegaraan Indonesia.

(blq/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER